Pemkot larang ojek online masuk Solo karena bakal bikin macet
Ojek online bukanlah solusi untuk penyediaan transportasi yang dapat mengurai kemacetan di Kota Bengawan.
Pemerintah Kota Solo tak akan memberikan kesempatan bagi ojek online untuk berkembang di Kota Bengawan. Hal ini karena moda transportasi yang marak berkembang di Ibu kota tersebut hanya akan menambah kemacetan di jalan raya.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo, Yosca Herman Soedrajad mengatakan ojek online apa pun alasannya hanya akan membuat kisruh transportasi di Indonesia. Hal ini karena regulasi dasar angkutan tersebut tidak jelas sehingga akan merusak angkutan umum resmi atau taksi.
"Fenomena ini terjadi lantaran kurang cepatnya kebijakan kota atau kabupaten dalam menangani sarana angkutan umum massal," ujar Herman, Selasa (18/8).
Keberadaan ojek online, menurut dia, bukanlah solusi untuk penyediaan transportasi yang dapat mengurai kemacetan di Kota Bengawan. "Ojek bukanlah angkutan massal. Maraknya ojek pasca kerusuhan tahun 1998 lantaran sulitnya mencari pekerjaan," ucapnya.
Herman menambahkan pihaknya akan tetap fokus untuk menambah angkutan publik yang dapat menampung banyak penumpang namun juga tetap ramah lingkungan. Terkait ojek online, ia mengaku akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian, organisasi angkutan darat (Organda), dan operator Batik Solo Trans (BST).
"Angkutan masal tetap kami prioritaskan. Ojek bisa saja beroperasi di wilayah yang tidak bisa dijangkau angkutan umum," tutup Herman.