Penanganan Covid-19 di Sulsel Terkendala Hoaks dan Provokasi
Namun, rantai penularan terjadi lagi setelah sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab menyebarkan kabar bohong kepada masyarakat Sulawesi Selatan bahwa Covid-19 tidak berbahaya.
Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah mengatakan penanganan Covid-19 di wilayahnya terkendala informasi hoaks. Dia menyebut, penyebaran virus Corona sebenarnya sudah bisa dikendalikan.
Namun, rantai penularan terjadi lagi setelah sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab menyebarkan kabar bohong kepada masyarakat Sulawesi Selatan bahwa Covid-19 tidak berbahaya.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
"Memang masalah yang kita hadapi adalah masih adanya sekelompok orang yang terus melakukan, menyebarkan berita-berita hoaks, terutama tidak usah dipedulikan covid, covid itu tidak berbahaya. Itu banyak yang membuat masyarakat jadi bimbang," katanya dalam Talk Show 'Masa Transisi di Sulawesi: Strategi dari Zona Merah ke Zona Hijau?' yang disiarkan YouTube BNPB Indonesia, Rabu (10/6).
Akibat informasi hoaks itu, masyarakat mulai melanggar protokol kesehatan. Masyarakat juga mulai meragukan kebenaran informasi yang disampaikan pemerintah.
Selain informasi hoaks, aksi provokasi juga terjadi di Sulawesi Selatan. Nurdin menyebut, berkali-kali terjadi pengambilan paksa jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) oleh pihak keluarga dari rumah sakit.
"Perebutan jenazah ada di 3 rumah sakit itu menjadi kluster baru," jelasnya.
Nurdin memastikan, pihaknya tak akan tinggal diam atas aksi kelompok yang tidak bertanggung jawab ini. Dia memastikan sudah berkoordinasi dengan Gugus Tugas dan Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan untuk memburu penyebar kabar bohong dan pelaku provokasi tersebut.
"Sekarang kita lebih aktif untuk memburu orang-orang itu," pungkasnya.
Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kemarin, jumlah kasus positif di Sulawesi Selatan kembali meningkat. Total kasus kini sudah mencapai 2.194, terjadi penambahan 180 kasus dari sehari sebelumnya.
Tercatat sebanyak 704 orang berhasil sembuh. Terjadi penambahan sebanyak 31 kasus sembuh kemarin.
Sementara kasus meninggal sebanyak 97. Terjadi peningkatan sebanyak 3 kasus.
(mdk/fik)