Pencarian Malaysia Airlines di Selat Malaka terkendala asap
Pencarian hari keempat ini masih menggunakan pesawat intai Boeing 737-200 Maritime Patrol milik TNI-AU.
Tim dari Skuadron 5 Lanud Hasanuddin mengalami kesulitan dalam melakukan pencarian pesawat MH370 milik Malaysia Airlines yang hilang. Pasalnya, kabut asap tebal menyelimuti Selat Malaka yang menjadi area pindai pada hari keempat pencarian, Jumat (14/3).
"Ada kendala di sebelah barat Selat Malaka. Ada kabut asap. Jadi tidak mungkin melakukan pencarian. Kami sudah coba menurunkan ketinggian, namun ternyata asap di bawah semakin tebal," kata Letkol Pnb Bambang Sudewo, Komandan Suadron 5 Lanud Hasanuddin di Lanud Soewondo, Polonia, Medan.
Karena kesulitan kabut asap, tim pencari TNI AU kemudian mendarat di Lanud Soewondo untuk pengisian bahan bakar. Selanjutnya mereka tetap melakukan pencarian, namun kali ini mengarah ke perairan Selat Malaka di kawasan Lhokseumawe.
Pencarian hari keempat ini masih menggunakan pesawat intai Boeing 737-200 Maritime Patrol milik TNI-AU. Namun, mereka belum menemukan tanda-tanda apa pun dari pesawat yang hilang sejak Sabtu (8/3) itu.
"Setelah Selat Malaka kami pindai dari batas Kuala Lumpur naik ke atas, tapi masih di dalam perbatasan Indonesia, belum ditemukan tanda apa pun dari pesawat Malaysia Airlines," ucapnya.
Meskipun tidak ada tanda-tanda Malaysia Airlines MH370 di Selat Malaka wilayah perairan Indonesia, pencarian tidak dihentikan. Setelah membuat laporan resmi, Skuadron 5 Lanud Hasanuddin tetap menunggu perintah selanjutnya.
"Rencananya kami akan melakukan pencarian naik ke Laut Andaman antara Lhokseumawe dan Banda Aceh," jelas Bambang.
Seperti diberitakan, sejumlah negara turut serta melakukan pencarian terhadap pesawat Boeing 777 milik Malaysia Airlines yang hilang dari radar saat terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Beijing China, Sabtu (8/3) dini hari. Pesawat yang membawa 227 penumpang dan 12 kru itu hilang kontak di atas perairan Laut China Selatan.
Upaya pencarian di Laut China Selatan belum membuahkan hasil. Karena itu, wilayah pencariannya diperluas hingga ke Selat Malaka dan Laut Andaman, bahkan hingga Samudera India. Langkah ini diambil setelah radar militer memantau pesawat itu sempat berbalik arah.