Pengamat: Jokowi versus SBY di Pilgub Jatim
“Ya ini memang tak ubahnya Jokowi versus SBY ya. Jokowi sudah menunjukkan dukungan ke calon yang diusung PDI Perjuangan, yaitu Gus Ipul (Saifullah Yusuf) dan Puti Guntur Soekarno, saat mengundang Puti dalam peringatan Hari Lahir Pancasila awal Juni lalu,” ujar pengamat politik Universitas Brawijaya, Dr Romy Hermawan.
Pertarungan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur dinilai tak ubahnya kontestasi antara Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Konstelasi pun berlangsung dinamis.
“Ya ini memang tak ubahnya Jokowi versus SBY ya. Jokowi sudah menunjukkan sinyal kuat dukungan ke calon yang diusung PDI Perjuangan, yaitu Gus Ipul (Saifullah Yusuf) dan Puti Guntur Soekarno, saat mengundang Puti dalam peringatan Hari Lahir Pancasila awal Juni lalu,” ujar pengamat politik Universitas Brawijaya, Dr Romy Hermawan, Selasa (19/6).
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Apa tujuan utama dari kampanye Pilkada? Tujuan kampanye dalam Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) adalah untuk mempengaruhi dan memenangkan dukungan masyarakat untuk mendukung pasangan calon yang diusung.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
Sinyal dukungan itu makin kuat, lanjut Romy, dengan beredarnya video penjelasan dari Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi tentang alasan presiden RI ke-7 mendukung Gus Ipul-Puti. Seknas Jokowi adalah organ relawan penyokong Jokowi sejak 2014.
“Nah, sinyal-sinyal Pak Jokowi itu lantas ‘dibalas’ oleh SBY dengan melakukan roadshow di Jatim jelang hari H coblosan ini,” kata doktor lulusan Universitas Potsdam Jerman tersebut.
Menurut dia, aroma Jokowi versus SBY di Pilgub Jatim memang sudah terbaca sejak awal. Jatim adalah wilayah “seksi” yang secara elektoral selaku diperebutkan di panggung politik nasional. Dari sisi SBY, Jatim adalah tanah kelahirannya yang secara psikologi politik harus direbut kembali setelah jeblok dalam Pemilu 2014.
Apalagi, dalam sejumlah survei terbaru, elektabilitas Partai Demokrat di Jatim dan nasional belum juga beranjak naik, padahal Pemilu 2019 tinggal hitungan bulan. Survei Alvara Research yang dipublikasikan akhir Mei lalu, misalnya, elektabilitas Demokrat di Jatim baru 6,6 persen. Angka itu tertinggal jauh dari PDIP, PKB, dan Gerindra yang masing-masing menggaet 26,9 persen, 20,8 persen, dan 12,1 persen.
Survei Charta Politica bulan Juni 2018 juga menunjukkan hasil senada. Elektabilitas Demokrat sebesar 6,3 persen, ketinggalan cukup jauh dibanding PKB, PDIP, dan Gerindra yang elektabilitasnya selalu di atas dua digit.
“Dengan posisi seperti itu, menjadi masuk akal jika Demokrat menjadikan Pilgub Jatim sebagai pengungkit suara dengan memanfaatkan Khofifah dan Muslimat NU. Tidak ada makan siang gratis di politik, pasti ada pembicaraan tertentu SBY dan Khofifah, yang bisa jadi arahnya adalah mengarahkan suara Muslimat untuk mengangkat Demokrat,” papar Romy.
Adapun dari sisi Jokowi, Jatim adalah wilayah berpopulasi besar yang harus dimenangkan untuk mendukung pencalonannya kembali sebagai presiden pada Pilpres 2019.
“Yang sudah mendeklarasikan dukungan ke Jokowi kan memang pasangan Gus Ipul dan Puti. Di setiap orasi bahkan Puti selalu menyebut Jokowi. Ini yang akhirnya membuat Jokowi nyaman bila yang menang adalah Gus Ipul dan Puti,” terang Romy.
Dia menambahkan, konstelasi Pilpres juga membuat dinamika antara Jokowi dan SBY semakin dinamis, yang tentu saja menjalar hingga ke daerah-daerah besar yang menghelat Pilkada seperti Jatim.
“Apalagi ada info, AHY sudah hampir pasti tidak akan diakomodasi sebagai cawapres Jokowi karena Jokowi akan menggaet kelompok hijau atau profesional. Itu yang semakin membuat posisi SBY dan Jokowi berhadap-hadapan, termasuk menjalar ke Jatim,” pungkasnya.
(mdk/hhw)