Pengamat Nilai Penerapan New Normal Harus Dimulai dengan Merekayasa Sosial
Pola perilaku hidup normal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07 /MENKES/ 328 /2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada situasi Pandemi.
Pemerintah sedang mempersiapkan sejumlah protokol kesehatan untuk memulai new normal atau pola perilaku baru hidup berdampingan dengan Covid-19.
Pola perilaku hidup normal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07 /MENKES/ 328 /2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada situasi Pandemi.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
Analis Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah mengatakan, penerapan protokol kesehatan dalam new normal harus memperhatikan infrastruktur sosial jika ingin berhasil.
"Infrastruktur sosial harus diperhatikan untuk bagaimana yang terpenting masyarakat menerapkan social maupun physical distancing (jaga jarak) dengan melakukan rekayasa sosial," kata Trubus saat dihubungi merdeka.com, Senin (25/5).
Rekayasa sosial, lanjut dia, adalah upaya campur tangan pemerintah dalam menerapkan protokol-protokol kesehatan selama new normal. Menurutnya, jika pemerintah hanya mengeluarkan aturan-aturan hasilnya tidak efektif seperti penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Karena kesadaran masyarakat itu tidak tiba-tiba muncul dengan hanya adanya aturan. Nah di situ dibutuhkan rekayasa sosial, terlebih jika dibandingkan dengan pilihan ekonomi," ujar dia.
Trubus menyebut rekayasa sosial itu bisa dimulai dari pengawasan yang ketat dan aturan yang jelas bagi masyarakat dalam menjalani hidup new normal.
"Pertama pengawasan yang jelas dan kedua aturan. Semisal intensif itu kemudahan contohnya dalam dapatkan masker kalau bisa bagikan secara gratis. Nah disintensifnya itu hukuman yang tegas jika masih ada pelanggaran," kata dia.
©2020 Merdeka.com
Dicontohkan Pemimpin
Selain kedua itu, kata Trubus, rekayasa sosial juga bisa dilakukan dengan contoh-contoh secara langsung yang dilakukan oleh kepala maupun petinggi pemerintahan.
"Ini soal sosok juga penting untuk keteladanan masyarakat. Seperti Presiden yang sudah mencontohkan terjun langsung. Tetapi para menteri hanya ngomong di media tidak terjun langsung, termasuk gugus tugas yang melalui TV. Jadi kalau cuman ngomong tanpa contoh dampaknya bisa sama aja," katanya.
Menurutnya, dampak dari kepiawaian para pemimpin maupun petinggi pemerintahan dalam bersosialisasi langsung kepada masyarakat juga sudah terbukti dan berhasil mengedukasi warganya.
"Seperti di Jawa Tengah, Tegal, Bandung itu cukup intens pemerintahnya terjun langsung dan dampaknya masyarakat bisa lebih terkendali, angka kasus landai bahkan cenderung turun. Jadi faktor itu masih dibutuhkan di Indonesia," ujarnya.
"Jadi rekayasa sosial atau social engineering di masyarakat itu harus meliputi edukasi, sosial, dan bagaimana cara penerapannya," tambahnya.
(mdk/gil)