Pengamat Prediksi PDIP Merapat ke AMIN Jika Ganjar Tak Lolos ke Putaran 2
Massa pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD cenderung akan beralih ke pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Namun, suara pendukung PDIP beralih ke Prabowo-Gibran.
Pengamat Prediksi PDIP Merapat ke AMIN Jika Ganjar Tak Lolos ke Putaran 2
- Golkar Dinilai Cenderung Diam seperti Kartu Mati di Koalisi Prabowo
- PPP soal Duet Ganjar-Prabowo: Wacana Boleh Saja, tapi Tak Ada Pembahasan Internal Koalisi
- Pengamat: Masyarakat Butuh Pemimpin Tegas dan Berani Seperti Prabowo
- Gambaran Tahun 2000 di Imajinasi Para Seniman Abad 19, Seberapa Tepat Prediksinya?
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI) Burhanuddin Muhtadi memprediksi, elite PDIP bakal merapat ke kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) jika mereka tak lolos dalam putaran kedua Pilpres 2024.
Meski demikian, ujar Burhanuddin, massa pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD cenderung akan beralih ke pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Kalau dari sisi elite, kemungkinan besar PDIP sudah terlalu dikecewakan dengan langkah Presiden Jokowi untuk mendukung pak prabowo. Tetapi basis massa pendukung Ganjar itu lebih dekat ke Pak Prabowo ketimbang Pak Anies," ujar Burhanuddin di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (29/11).
Maka dari itu, Burhanuddin menilai bahwa paslon Prabowo-Gibran sangat diuntungkan karena merupakan kandidat tengah sehingga bisa mendapatkan suara dari kedua kubu.
"Dari tiga paslon, yang paling jarang turun ke bawah Pak Prabowo. Tetapi dia diuntungkan sebagai posisi middle candidate. Sementara Mas Ganjar dan Mas Anies kan luar biasa masif, sangat aktif, tetapi positioning Pak Prabowo yang di tengah itu meskipun secara kampanye tidak seagresif rivalnya, itu menguntungkan Pak Prabowo," ujar Burhanuddin.
Sebelumnya, Burhanuddin memprediksi, pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar akan masuk dalam putaran kedua Pilpres 2024.
"Kemungkinan besar yang masuk ke putaran dua adalah Prabowo vs Anies," kata Burhanuddin di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (29/11).
Sebab, kata Burhanuddin, basis suara pemilih Ganjar berasal dari loyalis Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan, suara pendukung Jokowi terus beralih ke Prabowo hingga saat ini.
Burhanuddin pun menganalogikan suara Ganjar dan Prabowo seperti bejana berhubungan. Berarti, kita suara Ganjar turun, otomatis suara Prabowo akan naik.
"Kalau pola seperti ini berlanjut, di mana basis pola pemilih Jokowi di Ganjar pindah ke Pak Prabowo, sementara pemilih Anies tetap atau naik secara landai, maka suara antara Ganjar dan Prabowo seperti bejana berhubungan. Ketika suara Pak Prabowo naik biasanya yang menjadi korban adalah pendukung Mas Ganjar," jelas Burhanuddin.
Lebih lanjut, Burhanuddin menyebutkan hasil survei Polling Instute yang menunjukkan suara Ganjar menurun dari 36 persen menjadi 24 persen.
Hal tersebut semakin memperkuat bahwa paslon Anies-Cak Imin akan masuk ke dalam putaran kedua bersama Prabowo-Gibran.
"Suara Polling Institute terakhir misalnya 24 persen yang memilih Ganjar, dari 36 menjadi 24 persen dan tergerogoti terus-menerus suara Pak gGanjar akibat migrasi dari basis Pak Jokowi ke Pak Prabowo," ujar Burhanuddin.
"Sementara Mas Anies minimal tetap suaranya dan tidak ada satupun calon yanh mendapatkan 50 persen+1. Nah pada titik itu potensi terbesar sekarang ada di tangan Anies untuk mampu menyaingi bahkan menyalip elektabilitas Ganjar, kemudian bersama Pak Prabowo di putaran kedua," sambungnya.