Pengamat sebut solusi soal pengangguran paling disorot warga Jakarta
Pengamat sebut solusi soal pengangguran paling disorot warga Jakarta. Kedua, masalah yang penting bagi warga Jakarta yakni harga bahan pokok yang merupakan biaya hidup. Banyak warga Jakarta yang merasa terancam dengan kebutuhan pokok dan biaya hidup yang terus naik.
Masalah kemacetan dan banjir di Jakarta nyatanya bukanlah hal yang disoroti warga Jakarta saat ini. Masalah klasik ini rupanya tak menjadi perhatian para pemilih di Jakarta yang menuntut pemimpin selanjutnya bergegas untuk segera di selesaikan.
"Siapapun calon gubernurnya ternyata mereka (pemilih) saat ini beralih dalam masalah kehidupan sehari-hari yang langsung bersentuhan dengan masyarakat bukan lagi masalah kemacetan dan banjir yang memang sangat rumit," kata Pengamat Politik Eep Saefulloh Fatah di Jakarta, Kamis (19/1).
Setidaknya kata Eep ada 4 isu yang menjadi perhatian pemilih di Jakarta. Dimulai dengan masalah minimnya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyak pengangguran di Jakarta. Pasalnya tingkat pengangguran warga Jakarta yang tinggi sarat akan permasalahan kemiskinan.
"Rentan miskin ini adalah mereka yang dengan pergeseran turbulensi keadaan, mereka bisa kehilangan pekerjaan. Seperti pekerja informal yang tempat pekerjaannya digusur misalnya. Pindah ke tempat lain, pendapatan mereka turun drastis dan rentan miskin," terang Eep.
Kedua, masalah yang penting bagi warga Jakarta yakni harga bahan pokok yang merupakan biaya hidup. Banyak warga Jakarta yang merasa terancam dengan kebutuhan pokok dan biaya hidup yang terus naik.
"Kalau kemudian ada (pasangan calon) yang menawarkan itu maka kemudian menjadi peluang," ucap Eep.
Ketiga, masalah pendidikan yang tak lagi bicara soal biaya pendidikan. Adanya bantuan dari Pemprov DKI lewat Kartu Jakarta Pintar (KJP) cukup membantu warga miskin. Sayangnya masalah yang timbul adalah kualitas pendidikan yang ada di Jakarta belum dirasakan oleh seluruh warga.
"Seperti orang Betawi rata-rata mempersoalkan Madrasah dianaktirikan. Itu konkrit di Jakarta buat orang betawi," ungkap Eep.
Terakhir, masalah persatuan yang ada di Jakarta. Eep mengaku setahun lalu masalah ini tak pernah diperkirakan akan muncul. Namun, pasca aksi bela Islam 411 dan 212, isu perpecahan menjadi penting untuk segera diatasi.
"Soal isu persatuan Jakarta adalah yang sangat konkrit. Orang di Jakarta merasa tidak punya alat ikat yang membuat mereka menyatu Jakarta itu terancam oleh terpecah-belah," tutup Eep.