Pengidap HIV/AIDS dari Kalangan Ibu Rumah Tangga di Jabar Meningkat 20 persen
Angka HIV di Jawa Barat mencapai 37.485 kasus. Sedangkan AIDS mencapai 10.370 kasus.
Jawa Barat masuk sebagai provinsi dengan pengidap HIV/AIDS tertinggi di Indonesia. Semua kalangan masyarakat berisiko terjangkit, namun peningkatan signifikan terjadi di kalangan ibu rumah tangga.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, hingga Desember 2018, angka HIV di Jawa Barat mencapai 37.485 kasus. Sedangkan AIDS mencapai 10.370 kasus. Ada empat daerah yang tercatat menyumbang angka paling tinggi, yakni Kota Bandung, Kota Bekasi, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang dan Kota Sukabumi.
-
Di mana kasus HIV paling banyak ditemukan di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Apa itu HIV/AIDS? HIV/AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
-
Kapan Hari AIDS Sedunia dicetuskan? Peringatan Hari AIDS Sedunia diketahui dicetuskan pertama kali oleh James W. Bunn dan Thomas Netter pada tahun 1987 lalu.
-
Apa yang dimaksud dengan AIDS? Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah fase akhir dari human immunodeficiency virus (HIV). Saat awal terinfeksi HIV, umumnya ditandai dengan gejala seperti flu serta rasa lelah. Akan tetapi, apabila HIV berprogres menjadi AIDS, gejala yang lebih serius seperti penurunan berat badan yang drastis, kelelahan yang sangat parah, dan munculnya luka.
-
Apa itu HIV? Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sel darah putih (sel CD4) pada sistem kekebalan tubuh.
-
Siapa yang berjuang untuk sembuh dari penyakit HIV/AIDS? Hari AIDS Sedunia juga untuk berempati dan peduli kepada pengidap HIV/AIDS, sebab banyak orang yang sedang berjuang sembuh dari penyakit mematikan ini.
"(Peningkatan) paling bermakna (signifikan) dialami kalangan Ibu rumah tangga, (peningkatannya) 20 persen. Sedangkan posisi kedua dan ketiga menyasar kalangan mahasiswa dan pekerja," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Berli Hamdani Gelung Sakti dalam Pertemuaan Koordinasi Penguatan Kelembagaan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) se-Jawa Barat di Gedung Sate, Senin (24/6).
Pihaknya berupaya menurunkan pengidap HIV/AID dengan melakukan sinergitas dan berkolaborasi mendapatkan sumber pendanaan untuk berbagai program penanggulangan.
"Dana itu bisa digunakan untuk penyediaan obat ARV untuk penderita HIV, serta sosialisasi dan penyadaran masyarakat mengenai penyakit tersebut," terangnya.
Selain itu, pihaknya sedang membahas dengan akademisi untuk mencari tahu bagaimana melakukan perubahan perilaku pelajar. Juga melakukan intervensi perubahan perilaku supaya masyarakat mempraktikkan seks aman bagi yang sudah berkeluarga.
"Di samping itu, kegiatan pertemuan koordinasi penguatan kelembagaan KPA se-Jawa Barat bisa menghasilkan rancangan program dan kebijakan penanggulangan HIV dan AIDS di Jawa Barat," jelasnya.
Hal itu mengacu kepada peraturan pemerintah No 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta peraturan menteri kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
"Upaya penanggulangan harus lebih intensif, menyeluruh dan terpadu antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan 27 kabupaten atau kota," pungkasnya.
Baca juga:
Satpol PP Amankan Tujuh Pria Diduga Gay di Surabaya, 2 Dinyatakan Positif HIV
Kena Razia, 8 PSK di Surabaya Positif Mengidap HIV
Akibat Malapraktik Dokter, Ratusan Anak Terjangkit HIV di Pakistan
Peneliti Temukan Metode agar Penderita HIV Mampu Miliki Anak Tanpa Tularkan Penyakit
5 Teknologi Revolusioner yang Muncul di Awal 2019