Penyematan baret TNI kepada Jokowi dikhawatirkan ada muatan politik
Panglima TNI Jenderal Moeldoko berencana menyematkan baret TNI kepada Presiden Joko Widodo, besok.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko berencana menyematkan baret TNI kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (16/4) besok. Pemberian baret ini adalah sebagai bentuk penghormatan TNI kepada Jokowi yang merupakan Panglima tertinggi, sebagai orang nomor satu di negeri ini.
Pengamat Militer Universitas Padjadjaran, Muradi mengatakan, pemberian baret TNI terhadap kalangan sipil memang merupakan kewenangan dari Panglima TNI. Hanya saja, dia khawatir, ada motif politis di balik pembaretan terhadap Presiden Jokowi itu.
"Pemberian itu biasa saja, dan juga jadi kewenangannya Panglima. Yang tidak boleh adalah ada kepentingan politis pribadi Panglima di balik pemberian Baret itu," ujarnya ketika dihubungi wartawan, Rabu (15/4).
Muradi melanjutkan, muatan politik itu bisa saja disinyalir agar Panglima TNI pasca pensiun nanti akan dapat posisi di pemerintahan, atau diperpanjang masa jabatannya.
"Kekhawatiran saya, pemberian Baret itu motifnya politis pribadi. Karena, Panglima TNI sekarang kan terkesan ambisius," lanjutnya.
Ketua Pusat Studi Politik dan Pemerintahan Unpad ini menilai bila memang ada motif politis seperti itu, maka pembaretan tidak boleh dilakukan karena jelas melanggar aturan. Pembaretan terhadap kalangan sipil, katanya, ada aturannya, tidak bisa seenaknya seseorang diberi baret sebagai tanda anggota kehormatan.
"Pembaretan itu tidak ada peraturan yang dilanggar. Hanya memang harus melalui pembicaraan serius. Harus ada alasan yang sangat objektif. Misalnya, saya diangkat sebagai anggota kehormatan Kopassus karena saya punya kontribusi signifikan terhadap perkembangan Kopassus," katanya.
Terlepas dari adanya muatan politik tersebut, Muladi menambahkan, ada dua manfaat yang menguntungkan Jokowi dengan pemberian baret tersebut. Pertama, Presiden Jokowi secara simbolik mendapat dukungan penuh dari TNI. Kedua, akses Presiden Jokowi ke TNI juga terbuka, dan akan lebih mudah ke depannya.
"Dia dapat garansi dukungan dari TNI. Apalagi, sebagian besar keluarga besar TNI saat pilpres lalu dukung Pak Prabowo. Karenanya, ini momentum penting bagi Presiden Jokowi untuk merekat ke keluarga besar TNI," tandasnya.