Perawat TNI: Lebih Berat Tugas di Wisma Atlet Ketimbang Dinas Militer
Dia menceritakan, para tenaga medis juga harus menjalani masa karantina sesuai protokol kesehatan layaknya seorang pasien corona. Situasi saat ini, kata Fitdy, membuat para tenaga medis dibatasi untuk bertemu dengan keluarga di rumah.
Sebulan sudah Kapten TNI Fitdy Eka ditugaskan sebagai perawat di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, sejak 23 Maret 2020. Meski telah berdinas selama 10 tahun di militer, Fitdy mengungkapkan beratnya menjadi perawat yang sehari-hari menangani pasien virus corona.
"Saya sudah pernah melaksanakan penugasan yang saya rasa cukup berat (sebagai militer). Namun, saat ini dalam figur saya sebagai militer dan perawat yang tergabung dalam satgas Covid-19, ini sangat berat sebenarnya," kata Fitdy dalam video conference yang disiarkan di Youtube BNPB, Minggu (26/4).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Dia menceritakan, para tenaga medis juga harus menjalani masa karantina sesuai protokol kesehatan layaknya seorang pasien corona. Situasi saat ini, kata Fitdy, membuat para tenaga medis dibatasi untuk bertemu dengan keluarga di rumah.
Harus diakuinya, banyak tenaga medis yang rindu berkumpul dan bersendau gurau bersama keluarga masing-masing. Namun, rasa rindu itu terpaksa disimpan tenaga medis yang memiliki tanggung jawab menangani pasien corona.
"Saya mewakili tenaga medis yang ada di seluruh Indonesia, yang bertugas saat ini baik dokter, perawat, analis tenaga kesehatan lainnya memiliki rasa rindu kepada keluarga. Berkumpul bersenda gurau ataupun sekadar berbicara via handphone," ujar Fitdy.
Menurut dia, mau tak mau para tenaga medis berkomunikasi dengan keluarganya melalui media komunikasi. Di sela menangani pasien, para tenaga medis memanfaatkan waktu berkomunikasi dengan keluarganya.
"Kami para tenaga medis atau konteks figur garda terdepan memanfaatkan waktu untuk terus berkomunikasi dengan keluarga melalui video call, kirim foto (dengan) sanak keluarga di rumah. Memberikan motivasi semangat dalam pelaksanaan tugas ini," tutur dia.
Fitdy pun tak bisa memungkiri adanya rasa bosan dalam pikiran tenaga medis. Para tenaga medis harus menggunakan alat pelindung diri (APD) kurang lebih delapan jam dalam sehari.
"Kami tidak bisa makan, minum dan buang air kecil. Sehingga kami berusaha untuk me-manage hal tersebut dengan baik sehingga pelayanan kami terhadap seluruh pasien dapat terlaksana dengan baik dan sempurna," ucapnya.
Untuk mengusir rasa jenuh itu, Fitdy menyebut para tenaga medis biasanya berolahraga dengan tetap menjaga jarak atau memanfaatkan fasilitas hiburan yang ada di tempat penginapan. Fitdy dan tenaga medis di Wisma Atlet mendapat penginapan yang disiapkan di salah satu tower.
"Hal tersebut dimanfaatkan dengan baik untuk mengusir rasa bosan yang seringkali kadangkala ada pada diri kami. Motivasi dan semangat saat ini Insya Allah dan Alhamdulillah tetap konsisten dan terjaga bagi seluruh tenaga medis yang ada," jelasnya.
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)