Perbaiki boiler, 2 teknisi PLTU di Bali tersiram batu bara panas
Kedua korban langsung dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami luka bakar cukup parah.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, yang memanfaatkan batu bara dalam pengoperasian usahanya itu memakan korban. Dua orang pekerjanya tersiram batu bara panas saat berusaha memperbaiki sebuah mesin boiler yang rusak, di Celukan Bawang Buleleng, Bali, Jumat (11/12) siang.
Kedua korban langsung dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami luka bakar cukup parah. Kedua korban itu yakni; Edi Rahman (22) dan I Gusti Made Ari Permana (26) warga setempat.
Keduanya merupakan teknisi mesin di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Berdasarkan keterangan korban, saat itu Permana dan Edi serta dua pekerja lainnya, memperbaiki sebuah boiler yang rusak. Kedua korban saat itu berada di atas mesin, sementara dua teman lainnya berada di bawah.
Keduanya saat itu sedang membersihkan boiler menggunakan air, tetapi ada bagian mesin yang tiba-tiba tersangkut sehingga air tumpah ke dalam mesin boiler yang berisi batu bara panas. Tiba-tiba, debu dari batu bara panas itu keluar ke atas, Permana saat itu tidak bisa sempat lari dan malah terjatuh terkena debu.
"Adik saya Permana masih mengalami luka bakar di tangan, leher dan kedua tangannya mengelupas, juga dengan pinggang dan wajahnya, karena panas mukanya itu sampai bengkak, tapi sekarang sudah agak mendingan," kata kakak Permana, I Gusti Ngurah Agung, ketika dijumpai di RSU Paramasidhi, Singaraja, Jumat (11/12).
Hampir sekujur tubuh dari Edi dan Permana melepuh karena luka bakar. "Masih panas sekali ini kulitnya, tidak bisa digerak-gerakkan tangannya," tutur Edi sembari menahan sakit.
Menurut Agung, selain dua korban ternyata masih ada tiga pekerja lainnya yang terluka saat kecelakaan kerja itu terjadi, tapi satu hanya luka ringan.
Sementara Kepala Bidang Pelayanan Medis RSU Paramasidhi, Ni Desa Nyoman Yunita Pratiwi menjelaskan, Edi mengalami luka bakar yang mencapai 17 persen. Sedangkan Permana luka bakarnya mencapai 12.
"Saat ini kami masih melihat dari hasil operasi dan perawatan lukanya, kami tidak bisa menilai saat ini bagaimana ke depannya, kalaupun terjadi itu akan ada penyusutan dari jaringan otot, tapi kami belum bisa menilai karena harus lihat hasil lukanya enam bulan lagi," jelasnya.
Atas kejadian ini, pihak keluarga kedua korban kini masih menunggu tanggungjawab dari manajemen PLTU Celukan Bawang. Meski begitu pihak keluarga kedua korban mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak PLTU Celukan Bawang, dan masih menunggu hasil rapat intern perusahaan itu.