Peringati Harkitnas di Ende, Puan ingatkan perjuangan Bung Karno
Puan untuk pertama kalinya menginjak tanah yang pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno di Kabupaten Ende.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang jatuh hari ini di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Di depan masyarakat, ia mengingatkan perjuangan Soekarno dan filosofi Revolusi Mental.
"Dahulu Presiden Bung Karno sudah mengingatkan kita melalui pidatonya 'perjuanganku lebih mudah tapi perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsa sendiri'. Apa yang dikatakan beliau sesungguhnya baru kita rasakan saat ini," ujar Puan Maharani dalam sambutan pidatonya di Hari Kebangkitan Nasional di Lapangan Pancasila, Kota Ende, Kabupaten Ende, NTT, seperti siaran pers, Rabu (20/5).
Puan mengutarakan makna dari sepenggal kalimat Bung Karno yang berarti perjuangan melawan bangsa sendiri dapat dilihat dengan tingginya angka kesenjangan pendidikan, kesenjangan ekonomi, dan kesenjangan sosial.
"Sehingga menciptakan pengelompokan masyarakat yang merasa nyaman pada zonanya masing-masing. Hal itu telah menggerus semangat gotong royong dalam politik, pasar bebas, liberalisasi pertumbuhan ekonomi semata," ujarnya.
Puan menambahkan makna dari peringatan ini seharusnya menjadikan masyarakat Indonesia mawas diri. Hal itu menimbulkan pertanyaan yang tidak hanya ditujukan kepada pemerintah.
"Hal ini harus menjadi pertanyaan bagi kita semua, bukan hanya kami saja yang menjawab tapi seluruh masyarakat dengan semangat gotong royong," paparnya.
Permasalahan yang dihadapi pemerintah pusat dalam membangun infrastruktur tidak mudah. Pemerintah sendiri telah menetapkan visi misi strategi pembangunan.
"Indonesia yang berdaulat mandiri harus berlandaskan semangat gotong royong oleh karena itu dengan jalan trisakti tiga norma dalam pembangunan infrastruktur, pembangunan pengawasan ketimpangan kelompok masyarakat bawah, pembangunan yang menjadi daya dukung lingkungan tidak bisa dipisahkan. Semua itu sudah terangkum dalam RPJM 2015-2019 sehingga dapat mewujudkan bangsa Indonesia yang berdaulat, mandiri dengan kepribadian berlandaskan semangat gotong royong," paparnya.
Menurut Puan, sudah sejak lama Bung Karno berpikir tentang Revolusi Mental terutama saat era perjuangan kemerdekaan. Perjuangan tersebut sempat mandek lantaran beberapa faktor.
"Faktor pertama terjadi penurunan semangat jiwa revolusioner baik rakyat maupun pemimpin nasional dulu, lantaran masih melakukan warisan kolonial meniru pemikiran penjajah, sehingga masih ada penyelewengan di beberapa sektor yang dipicu sikap rendah diri dan tidak percaya akan kemampuan Indonesia," paparnya.
Puan mengatakan segala rintangan harus dihadapi dengan revolusi mental. Esensi revolusi mental mengubah pola pikir dan pandangan untuk gerakan kehidupan yang baru. "Sehingga hal itu harus dilakukan dari diri sendiri dengan semangat optimis kreatif," tandasnya.
Puan untuk pertama kalinya menginjak tanah yang pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno di Kabupaten Ende, NTT. Selaku Menko PMK, Puan melihat antusiasme masyarakat akan sosok sang proklamator. Saat peringatan Harkitnas inilah muncul wacana menjadikan Ende sebagai Kota Soekarno.
“Alhamdulillah ini pertama kali saya datang menginjak kota Ende, dahulu sudah beberapa kali direncanakan tetapi selalu gagal dan baru kali akhirnya saya bisa sampai di Kota Ende," paparnya.
Puan membayangkan saat Bung Karno menjadi tahanan politik pemerintah Belanda. Semangat dan aura perjuangan Soekarno masih bisa dirasakan.
"Namun kecintaan beliau akan Kota Ende membuat saya merasa beliau selalu hadir dan hadir di kota Ende. Saya bangga bisa hadiri di sini tidak hanya sebagai Menko PMK tapi sebagai cucu Soekarno saya bangga di sini. Ende merupakan kota bersejarah buat bangsa tapi juga memiliki arti penting bagi keluarga kami,"ucapnya.
"Saat saya hadir di airport saya disambut oleh pak Gubernur dan Pak Bupati beliau mengatakan Mbak Puan, kami ini cinta Bung Karno," ujar Puan di hadapan ribuan masyarakat Ende di Lapangan Pancasila.
"Sekarang saya tanya bapak-bapak dan ibu-ibu setuju tidak?” sambungnya. Ucapan spontanitas Puan mendapat dukungan teriakan setuju dari masyarakat. Sorak-sorak kegembiraan tergambar dari wajah mereka.
"Saya kurang dengar mana teriakannya kalau setuju, yang di sana setuju tidak. Saya rasa semua yang hadiri dan tinggal di sini mengetahui Bung Karno," paparnya.
"Ende akan dijadikan kota Soekarno, setuju? Karena kalau saya ditanya saya pasti akan setuju," paparnya Puan yang mengenakan kemeja putih. Dalam upacara itu hadir ribuan PNS, pelajar dan masyarakat.
Puan berjanji akan memperjuangkan hal itu ke pemerintah pusat. Dia juga meminta masyarakat menjadikan kota Ende sebagai pilar semangat perjuangan Soekarno.
-
Kapan Hari Perawat Nasional diperingati? Hari Perawat Nasional diperingati setiap tanggal 17 Maret.
-
Kapan Hari Jamu Nasional diperingati? Hari Jamu Nasional, yang diperingati setiap tanggal 27 Mei, merupakan momen penting untuk merayakan dan mengapresiasi kekayaan warisan budaya Indonesia dalam bentuk jamu.
-
Apa yang dirayakan pada Hari Kebangkitan Nasional? Hari Kebangkitan Nasional merujuk pada berdirinya organisasi Budi Utomo yang membawa dampak dan perubahan besar bagi tatanan masyarakat.
-
Di mana sentra kerajinan tembaga yang dikunjungi Puan Maharani? Di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, terdapat sebuah sentra kerajinan tembaga dan kuningan.
-
Apa makna dari Hari Kesaktian Pancasila? Hari ini mengingatkan kita akan momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia ketika Pancasila sebagai dasar negara berhasil dipertahankan melalui peristiwa yang dikenal sebagai "Gestok" pada tahun 1965.
-
Kapan Hari Kebangkitan Nasional diperingati? 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Baca juga:
Ketua Fraksi PDIP bantah ulur waktu PAW Puan dan Tjahjo Kumolo
Puan sebut sudah tak pernah terima gaji DPR setelah jadi menteri
Tak di-PAW, Puan & Tjahjo diduga terima gaji sebagai anggota DPR
Warga Penjaringan masih banyak belum dapat kartu sakti Jokowi
DPR desak PDIP layangkan surat PAW Puan Maharani dan Tjahjo Kumolo