Pesawat Lion yang jatuh di Bali baru berusia 2 minggu
Pesawat itu dibeli dengan kisaran harga USD 80 juta hingga USD 90 juta.
Maskapai penerbangan Lion Air membantah pesawat yang mengalami kecelakaan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali sudah berusia tua. Pesawat dengan kode penerbangan JT 904 ini baru beroperasi selama dua minggu.
"Ini adalah pesawat baru, bukan bekas. Pesawat ini kami terima langsung dari pabriknya, yaitu Boeing Company di Amerika Serikat (AS) pada bulan Maret 2013," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Lion Air, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4).
Setelah diterima Lion Air, pesawat tersebut segera di operasikan pada 28 Maret 2013 lalu. Pesawat itu dibeli dengan kisaran harga USD 80 juta hingga USD 90 juta.
"Jadi, kalau dihitung-hitung lagi, pesawat itu baru beroperasi selama kurang lebih dua minggu. Pesawat itu memiliki kapasitas 180 penumpang. Setelah pesawat sampai di sini, kami lakukan cek ulang secara keseluruhan sebelum benar-benar dioperasikan," ujar Edward.
Tak hanya kondisi pesawat yang masih terbilang baru, pilot yang menerbangkan burung besi tersebut merupakan pegawai senior di Lion Air. Kapten Ghozali memiliki jam terbang hingga 10 ribu jam.
"Pilot yang menerbangkan pesawat itu adalah Kapten Ghozali. Dia sudah memiliki jam terbang lebih dari sepuluh ribu jam. Sebelum terbang, kondisi dia sehat, dan setelah kecelakaan, kondisinya juga dilaporkan masih sehat," tutur Edward.
Seperti diketahui, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 904 mengalami kecelakaan ketika akan mendarat di Bandara Ngurah Rai pada pukul 15.00 WITA. Pesawat itu berangkat dari Bandung sekitar pukul 12.30.
Pesawat nahas tersebut mengangkut 101 penumpang dengan perincian 95 penumpang dewasa, lima anak-anak, dan satu bayi. Selain itu, ada pula tujuh awak pesawat, yaitu satu kapten pilot, satu kopilot dan lima pramugari.