Pidato Gubernur Riau di Lembaga Adat Melayu diwarnai kericuhan
Mahasiswa bahkan sempat mendapatkan pukulan beberapa kali oleh para pendukung Rusli yang tidak terima dengan aksi itu.
Pidato Gubernur Riau HM Rusli Zainal dalam acara Silaturahmi Gubernur dengan Lembaga Adat Melayu (LAM) di Pekanbaru, sempat diwarnai kericuhan. Dalam acara yang digelar di aula Gedung LAM Riau di Jalan Diponegoro Pekanbaru, Selasa siang, kericuhan berawal ketika tiga dari empat orang mahasiswa yang hadir dalam acara itu secara tiba-tiba membentangkan spanduk bertuliskan hujatan kepada Rusli Zainal.
Akibat insiden itu, Gubernur Riau yang kini menjadi tersangka kasus dugaan korupsi kehutanan dan PON XVIII 2012 tersebut sempat menghentikan sejenak pidatonya, dan ketegangan sempat terjadi di antara pengunjung acara.
Beberapa saat kemudian, pelaku dibawa paksa keluar oleh petugas kemanan yang diperkirakan merupakan petugas kepolisian berpakaian preman (tidak berseragam). Mahasiswa pelaku pembentang spanduk hujatan untuk Rusli ini bahkan sempat mendapatkan pukulan beberapa kali oleh para pendukung Rusli Zainal.
Wartawan dilarang melakukan peliputan terkait insiden tersebut. "Kami dilarang meliput atau mengambil gambar insiden itu," kata Joko Prasetyo, seorang pewarta kampus seperti dikutip dari Antara, Selasa (12/2).
Acara 'Silaturahmi Gubernur dengan Lembaga Adat Melayu (LAM)' di Pekanbaru merupakan kegiatan temu ramah Gubernur Riau dengan para petinggi adat Melayu. Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah pemangku adat dan para petinggi, seperti Ketua Umum Kerapatan Adat Melayu Riau H Tenas Effendi dan lainnya.
Acara ini merupakan yang pertama dilakukan setelah Gubernur Riau itu ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk kasus Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Riau No 6 Tahun 2010 tentang Dana Pengikatan Tahun Jamak Pembangunan Arena Pekan Olahraga Nasional (PON) dan kasus korupsi penerbitan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) di Pelalawan Riau periode 2001-2006.