Pilgub Jatim bakal jadi pertempuran kader, kiai NU mulai intervensi
Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar merespons surat 21 kiai sepuh itu dengan menggelar rapat tertutup dengan DPC se-Jawa Timur di Hotel Singgasana Surabaya menyebut. Menurutnya surat para kiai sepuh itu sebagai wujud kegelisahan.
Pilgub Jawa Timur tahun 2018 diprediksi bakal menjadi pertempuran tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Para kiai sepuh di Jawa Timur pun mulai melakukan intervensi partai untuk menentukan langkah politiknya.
Dugaan intervensi para kiai sepuh ini bisa dilihat dari surat 21 kiai ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), terkait hajatan lima tahunan tersebut. Bahkan, surat internal ini sempat beredar secara umum sebelum sampai ke tangan Ketua DPW PKB Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar.
"Leres (benar). (Surat) sebagai bentuk aspirasi masyayikh ke PKB," tulis salah satu kiai yang ikut menandatangani surat untuk PKB Jawa Timur, KH Miftahul Akhyar saat dikonfirmasi wartawan, Senin (22/5).
Sementara Abdul Halim Iskandar yang merespons surat 21 kiai sepuh itu dengan menggelar rapat tertutup dengan DPC se-Jawa Timur di Hotel Singgasana Surabaya menyebut, surat para kiai sepuh itu sebagai wujud kegelisahan.
Sehingga wajar jika para kiai NU yang ikut menjadi tokoh di balik berdirinya PKB bersama almarhum Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid), menyampaikan unek-uneknya melalui surat yang ditandatangani 21 kiai NU se-Jatim.
"Ada kegelisahan (dari para kiai): Kok tidak jadi siji (satu). Engko kalah maneh (nanti kalah lagi). Tapi saya tidak berharap, tidak berkesimpulan seperti itu sebelum tabayyun," aku kakak kandung Ketum DPP PKB Muhaimin Iskandar ini.
Memang di Pilgub Jawa Timur 2018 nanti, selain Halim Iskandar sendiri yang rencananya akan deklarasi pada bulan Juni mendatang, diprediksi tokoh-tokoh NU yang lain akan ikut bertarung merebut kursi Jawa Timur satu, yang saat ini masih ditempati Soekarwo.
Tokoh-tokoh NU itu antara lain Ketum PP Mualimat NU yang juga menjabat sebagai Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Kemudian Wakil Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang juga salah satu ketua PBNU.
Selanjutnya ada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang sudah tidak diragukan lagi ke-NU-annya. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang sempat mengklaim memiliki darah NU. Dan juga anggota DPR, Hasan Aminuddin yang juga menjadi salah satu tokoh NU di Probolinggo.
Diakui Halim, sebelum muncul surat 21 kiai yang salah satu isinya meminta kader NU bersatu tersebut, secara tidak resmi PKB kerap berkomunikasi dengan para kiai sepuh terkait Pilgub Jatim. Bahkan membahas soal rencana PKB mengusung Halim sebagai calon gubernur.
"Secara tidak resmi iya (bicara Pilgub). Piye Gus, sido maju? Siyos kiai. (Bagaiman Gus Halim, jadi maju? Jadi kiai)," kata Halim menceritakan komunikasinya dengan para kiai sepuh.
Tapi kenapa ada surat dari 21 kiai untuk PKB? "Ya itu sedang kita cari solusinya tadi (menggelar rapat tertutup). Kita akan tabayyun, bagaiman ceritanya kok ada surat ini. Sehingga nanti kita paham betul psikologinya bagaimana."
Halim mengaku, tabayyun yang akan dilakukan adalah dengan cara menemui langsung si empunya pembuat surat. Sebagai santri, ketua DPRD Jawa Timur ini tidak ingin membalas surat para kiai yang sangat dihormatinya dengan berkirim surat pula.
"Sebagai santri, saya harus sowan. Apalagi ini bersentuhan dengan para kiai yang sangat kita hormati. Tidak mungkin kami melakukan komunikasi tertulis, tidak mungkin kami melakukan komunikasi terpimpin. Saya akan bicara sebagai santri kepada kiainya," tegas Halim.