Pimpinan DPR sambut baik pencalonan Sutiyoso jadi Kepala BIN
"Pasti masalah kompetensi. Kompetensi itu dilihat dari background siapa yang ada di situ," kata Taufik.
Presiden Joko Widodo menunjuk Kasad Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI dan Letjen TNI (purn) Sutiyoso sebagai calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Penunjukan dua tokoh ini dinilai berdasarkan kompetensi dan kebutuhan negara saat ini.
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menyebut alasan Jokowi menunjuk dua nama tersebut dilatarbelakangi kompetensi keduanya.
"Pasti masalah kompetensi. Kompetensi itu dilihat dari background siapa yang ada di situ. Kedua sekali lagi ini adalah hak prerogatif Presiden," kata Taufik di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/6).
Karena menjadi hak prerogatif Presiden, Taufik menyebut pastinya Sutiyoso dipilih karena memiliki chemistry dengan Jokowi. Sehingga, keduanya dapat saling bahu membahu dalam menjalankan tugasnya.
"Memang siapa yang dirasa cocok chemistry dengan Presiden dalam konteks BIN maka Presiden memiliki hak tentukan siapa orang di situ. Tapi tentu orangnya pasti berlatarbelakang militer," kata dia.
Wakil Ketua Umum PAN ini juga menyebut hal yang sama dengan keputusan Jokowi yang menunjuk Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI. Apalagi, kata dia, perihal tradisi giliran tiap angkatan menjadi Panglima tidak perlu dipatuhi.
Bahkan, ia mengapresiasi keputusan Jokowi yang memilih Gatot. Sebab, kata dia, ia yakin pemilihan lulusan Akmil tahun 1982 itu sudah berdasarkan pertimbangan berbagai aspek, termasuk aspek politik.
"Saya apresiasi Pak Jokowi dalam konteks ini dilandaskan pada aspek kebutuhan situasi politik kekinian," imbuhnya.