Perindo Beberkan Prestasi Arinal Djunaidi Selama Pimpin Lampung
Provinsi Lampung, yang berperan sebagai gerbang utama Sumatera, membutuhkan pemimpin berpengalaman yang mampu mengatasi tantangan besar
Provinsi Lampung, yang berperan sebagai gerbang utama Sumatera, membutuhkan pemimpin berpengalaman yang mampu mengatasi tantangan besar dan memajukan daerah dengan visi yang jelas.
Sekretaris DPW Partai Perindo Provinsi Lampung, Safriza Syani, mengatakan, pasangan calon Gubernur Arinal Djunaidi dan Sutono menunjukkan ketenangan serta visi-misi yang kuat, menjadi modal utama dalam melanjutkan pembangunan Provinsi Lampung.
“Ketenangan serta visi-misi Arinal Djunaidi bersama Sutono terlihat sebagai kekuatan luar biasa dalam memimpin Lampung. Sinergi keduanya dipastikan mampu menjalankan program pembangunan, termasuk melaksanakan program Presiden Prabowo Subianto ke depan,” ujar Safriza saat dihubungi, Selasa (22/10).
Menurut Safriza, periode 2019-2024 adalah masa yang sulit, baik secara global maupun di Lampung. Provinsi ini dihadapkan pada krisis ekonomi dan pandemi, namun di bawah kepemimpinan Arinal Djunaidi, Lampung berhasil bangkit meski dengan anggaran yang terbatas.
Berkat kerja sama antara eksekutif dan legislatif, Lampung menjadi salah satu provinsi terbaik dalam penanganan pandemi.
“Arinal Djunaidi bersama jajarannya dan didukung oleh legislatif berhasil mengatasi krisis di Lampung dengan anggaran yang jauh lebih kecil dibandingkan provinsi-provinsi lain yang juga berhasil menanggulangi krisis ini. Ini pencapaian luar biasa,” kata Safriza.
Lebih dari itu, meski minim publikasi terkait kinerja positif, Arinal tetap diakui secara nasional. Safriza menyoroti bahwa selama menjabat, Arinal telah meraih sekitar 170 penghargaan di berbagai sektor, yang menjadi bukti nyata bahwa kepemimpinan Arinal diakui tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga di skala nasional.
“Penghargaan-penghargaan tersebut adalah bukti kinerja yang dirasakan oleh masyarakat Lampung dan diakui hingga ke tingkat nasional. Ini menjadi modal utama untuk meraih keyakinan masyarakat Lampung dalam melanjutkan kepemimpinan Arinal Djunaidi,” tegasnya.
Melanjutkan Pembangunan Infrastruktur
Safriza juga menjelaskan bahwa kompleksitas Provinsi Lampung, yang dianggap sebagai miniatur DKI Jakarta, menuntut seorang pemimpin yang berpengalaman dan memiliki komunikasi yang baik dengan pemerintah pusat maupun dunia bisnis.
Selain itu, kemampuan dalam memahami kultur lokal dan potensi wilayah untuk dikembangkan secara berkelanjutan juga sangat penting.
“Arinal Djunaidi memahami kultur wilayah dan potensi lokal. Ia juga mampu menarik simpati pemerintah pusat serta mendatangkan investor nasional dan internasional, tanpa melupakan pengusaha lokal,” ungkapnya.
Safriza optimistis bahwa pembangunan infrastruktur di Lampung yang sudah mencapai 80 persen akan selesai dalam setengah periode kepemimpinan Arinal yang akan datang.
Selain itu, ia yakin akan muncul proyek-proyek mercusuar berskala nasional yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi Sumatera.
“Pembangunan infrastruktur yang sudah 80 persen ini diyakini bisa selesai dalam setengah periode Arinal berikutnya. Bahkan, saya yakin akan ada proyek-proyek besar berskala nasional yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera,” jelasnya.
Ia menambahkan, di setengah periode berikutnya, Pemerintah Provinsi Lampung akan lebih maksimal membantu pembangunan di kabupaten/kota serta meningkatkan infrastruktur di desa-desa.
Di akhir pernyataannya, Safriza menekankan pentingnya rekam jejak calon pemimpin dalam menghadapi persaingan politik saat ini. Masyarakat, menurutnya, tidak lagi hanya melihat penampilan fisik, melainkan lebih kritis dalam mengevaluasi rekam jejak calon dan kemampuan mereka menjaga stabilitas serta melanjutkan program-program pembangunan.
“Masyarakat saat ini, dengan keterbukaan informasi yang ada, tidak hanya melihat penampilan seorang calon pemimpin, tetapi juga rekam jejaknya. Stabilitas dan keberlanjutan program pembangunan, terutama di Provinsi Lampung yang menjadi koordinator pembangunan di 15 kabupaten/kota, tidak boleh dijadikan ajang coba-coba,” tutup Safriza.