PKS: KPK Arogan, bukan mobil Luthfi mau disita
"Ini menunjukkan keteledoran. Kita mendukung KPK tapi tidak mentolerir adanya abuse of power," kata Indra.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) gagal melakukan penyitaan terhadap mobil tersangka kasus suap kuota impor daging sapi Luthfi Hasan Ishaaq. Untuk kedua kalinya KPK gagal mencoba melakukan penyitaan mobil Luthfi yang diparkir di gedung DPP PKS, Jakarta Selatan karena dihalang-halangi oleh puluhan orang yang berjaga di sekitar kantor DPP PKS.
Anggota Fraksi PKS Indra mengatakan, pihaknya sama sekali tidak bermaksud untuk menghalangi proses penegakkan hukum yang hendak dilakukan oleh KPK. Peristiwa penghadangan yang terjadi Selasa (7/5) siang, kata dia, merupakan dampak dari apa yang telah dilakukan KPK pada Senin (6/5).
Indra menjelaskan, petugas keamanan DPP PKS merasa khawatir dengan tindakan KPK yang hendak melakukan penyitaan tanpa menunjukkan berkas resmi yang jelas. Oleh karena itu, menurut dia, penghalangan tadi siang dilakukan karena implikasi dari arogansi KPK yang hendak menyita tanpa surat perintah yang jelas.
"Tadi siang ini implikasi dari arogansi KPK kemarin malam. Datang malam-malam, kan bisa datang siang. Coba misalnya yang datang itu ternyata ngaku-ngaku KPK," jelas Indra kepada merdeka.com, Selasa (7/5).
Anggota Komisi III DPR ini pun berharap agar KPK tidak melanggar hukum dalam melakukan proses penegakan hukum. Terlebih, kata dia, KPK melakukan penyitaan terhadap seluruh mobil yang berada di kantor DPP. Padahal, enam mobil yang berada di kantor DPP bukan sepenuhnya milik Luthfi.
"Ini menunjukkan keteledoran, bukan milik LHI juga disita. Kita tentu akan mendukung KPK tapi tidak mentolerir adanya abuse of power. Ini koreksi bersama, menegakkan hukum dengan tanpa mengabaikan hukum," tegas dia.
Terkait dengan puluhan orang yang menghalang-halangi petugas KPK, Indra mengaku tidak tahu dan menegaskan bahwa orang-orang tersebut bukan orang suruhan partai.
"Enggak ada yang mengarahkan, kalau sesuai dengan aturan kami tidak akan menghalangi," tandasnya.