PMI dan ITB luncurkan aplikasi peringatan dini banjir Bengawan Solo
Dengan aplikasi ini warga yang tinggal di DAS Bengawan Solo kini tak perlu khawatir terjebak banjir.
Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah dan Institut Teknologi Bandung (ITB) meluncurkan aplikasi peringatan dini banjir, khusus untuk warga yang berada di sekitar Sungai Bengawan Solo. Aplikasi tersebut diberi nama Flood Early Warning-Early Action System (FEWEAS). Peluncuran dilakukan di Balai Tawang Arum, kompleks Balai Kota Solo, Rabu (30/3).
Dengan aplikasi tersebut warga yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo kini tak perlu khawatir terjebak banjir. Aplikasi yang bisa diunduh di telepon pintar ini dikembangkan Institut Teknologi Bandung (ITB), bekerja sama dengan IFCRCS dan Perum Jasa Tirta I.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Sarwa Permana, mengatakan dengan aplikasi yang diluncurkan tersebut pihaknya dan masyarakat bisa memantau DAS Bengawan Solo. Yakni meliputi 17 kabupaten dan 3 kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Ada beberapa fitur yang dapat kita akses. Pengamatan curah hujan, tinggi muka air, prediksi cuaca, prediksi iklim hingga prediksi banjir. Masyarakat juga dapat berbagi keadaan cuaca di wilayah masing-masing melalui fitur Info Anda," ujarnya.
Dia menambahkan, sebagian besar warga di Jateng tinggal di daerah rawan bencana, yang sewaktu-waktu bisa mengancam nyawa. Sehigga diperlukan banyak alat EWS [Early Warning System] atau sistem peringatan dini.
Aplikasi FEWEAS, lanjut Sarwa akan disosialisasikan ke daerah yang dilewati Sungai Bengawan Solo seperti Solo, Karanganyar, Klaten, dan Blora. Dia mengakui jika aplikasi ini masih terdapat kekurangan. Salah satunya adalah kemampuan dalam mendeteksi tanggul yang kritis dan rawan jebol di sepanjang sungai bengawan Solo.
Meski belum sempurna, dia menilai aplikasi ini sudah cukup membantu dalam menginformasikan ke masyarakat dan memudahkan BPBD dalam melakukan tindakan jika terjadi banjir. Dia berharap dengan aplikasi ini ketika terjadi banjir dalam mengatur air bisa lebih profesional.
Head Of Meteorology Departement, Institut Teknologi Bandung (ITB), Armi Susandi, menambahkan, aplikasi ini mampu memberikan informasi daerah di Sungai Bengawan Solo yang mengalami siaga. Selain itu, mampu menginformasikan curah hujan dan potensi kerentanan bencana selama lima tahun ke depan.
"Kalau tanah longsor dan tanggul jebol tidak mungkin terjadi, kalau terjadi pasti ada runtutan penyebabnya. Aplikasi ini bisa mendeteksi itu dengan berpedoman pada tingginya curah hujan," pungkasnya.