Polri diminta selidiki internal soal jenderal di kasus Novel
Anggota Komisi III dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu meminta Polri melakukan penyelidikan internal terkait kesaksian penyidik KPK Novel Baswedan soal adanya peran jenderal polisi dalam kasus penyiraman air keras ke wajahnya. Masinton menyarankan seharusnya Novel menyampaikan dugaan tersebut langsung kepada polisi.
Anggota Komisi III dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu meminta Polri melakukan penyelidikan internal terkait kesaksian penyidik KPK Novel Baswedan soal adanya peran jenderal polisi dalam kasus penyiraman air keras ke wajahnya. Masinton menyarankan seharusnya Novel menyampaikan dugaan tersebut langsung kepada polisi.
"Polisi harus menindaklanjuti melakukan penyelidikan internal di dalam melakukan pemeriksaan terhadap dugaan jenderal yang disebut," kata Masinton di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/6).
Dia menyayangkan dugaan Novel itu justru disampaikan kepada media internasional. Sikap itu, kata Masinton, akan menimbulkan dampak buruk terhadap citra korps Bhayangkara yang dianggap memiliki prestasi dalam penanganan terorisme.
"Itu bisa memiliki dampak yang negatif terhadap institusi kepolisian kita yang reputasinya diapresiasi baik dalam penanganan kasus-kasus teroris oleh dunia internasional," terangnya.
Oleh karena itu, Masinton berharap Polri bergerak cepat mengusut aktor dibalik insiden teror yang ditujukan kepada Novel.
"Tentu dalam mekanisem penyelidikan ada tahapan-tahapan yang dilakukan oleh kepolisian dan ini memang banyak pertanyakan. Kita harapkan kepolisian bergerak cepat dan menyampaikan secara transparan ke publik kendala-kendala penyelidikannya apa saja," pungkasnya.
Dalam wawancara dengan majalah TIME di Singapura empat hari lalu penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengatakan ada seorang pejabat polisi yang terlibat dalam kasus penyiraman air keras ke wajahnya.
Sejak insiden yang terjadi pada 11 April lalu, ini adalah kali pertama Novel diwawancara media. Ketika diwawancara di ranjang rumah sakit di Singapura, Novel masih menjalani pemulihan. Matanya masih memakai pelindung yang dipasang di wajah.
Novel mengaku penyiraman air keras itu adalah serangan keenam yang dia alami selama menjadi penyidik KPK. Dia mengatakan cukup heran mengapa polisi belum berhasil menangkap pelaku penyiraman air keras terhadap dirinya.
"Saya mendapat informasi bahwa ada seorang jenderal polisi--berpangkat tinggi--terlibat. Awalnya saya katakan informasi itu tidak benar. Tapi sekarang setelah berjalan dua bulan dan kasus ini belum juga terpecahkan, saya bilang (kepada orang yang menduga polisi terlibat) bahwa rasanya informasi itu benar," ujar Novel.