Polri sebut akun palsu di Facebook paling banyak sebar isu SARA
Polri sebut akun palsu di Facebook paling banyak sebar isu SARA. Menurutnya, para pelaku yang melakukan ujaran kebencian dengan menyebar isu SARA itu menggunakan akun Facebook palsu atau fake. Hal itu memang sengaja dilakukan oleh para pelaku untuk mengelabui petugas kepolisian.
Jelang Pilkada 2018 yang akan dilakukan secara serentak 171 pemilihan gubernur, wali kota dan bupati, polisi akan melakukan patroli atau pengawasan di media sosial. Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto menyebut, jika media sosial yang paling banyak melakukan atau ditemui oleh pihaknya soal isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) itu berada di Facebook.
"Pengguna Facebook itu paling banyak, kedua adalah pengguna Instagram, baru ketiga Twitter. Nah yang paling banyak itu di Facebook (isu SARA)," sebut Setyo dalam acara acara diskusi Kesiapan Pilpres Serentak 2018, di Es Teler 77, Jakarta Selatan, Senin (27/11).
Menurutnya, para pelaku yang melakukan ujaran kebencian dengan menyebar isu SARA itu menggunakan akun Facebook palsu atau fake. Hal itu memang sengaja dilakukan oleh para pelaku untuk mengelabui petugas kepolisian.
Salah satu contoh yang menggunakan akun Facebook secara palsu dalam menyebar isu SARA itu dilakukan oleh penghina Presiden Joko Widodo dan juga Kapolri Jendral Tito Karnavian, yang berada di Medan atas nama Muhammad Farhan Balatif (18) alias Ringgo.
"Karena Facebook ini yang kita temukan di Medan, ada yang sampai tiga layer. Dia (Farhan) menggunakan akun orang lain, kedua juga akun orang lain yang ketiga baru akunnya dia sendiri. Ini seorang anak SMK informatika, ini pinter tetapi keblinger. Jadi sebenarnya dia canggih hebat, tetapi kehebatannya itu disalahgunakan, nah ini yang tidak boleh," ujarnya.
Dengan adanya peristiwa seperti itu, Setyo mengingatkan kepada masyarakat agar tak sembarangan dalam menggunakan media sosial. Apalagi sampai menyebar isu SARA atau yang lainnya yang mengandung unsur negatif.
"Jadi yakinkah bahwa kami dari Polri Insya Allah siap untuk melakukan patroli siber dan kepada masyarakat jangan nyoba-nyoba, nanti kalau sudah ketangkap baru nangis, seperti yang di Medan. Dia (Farhan) bilang 'kenapa polisi enggak tangkap saya', begitu ditangkap nangis. Mari kita berinternet secara bijak, berinternet secara sehat," tandasnya.