Potret Rumah Anti-Narkoba dan Polisi Inspiratif dari Palopo
Sehari setelah peluncuran, Direktur Reserse Narkoba Polda Sulawesi Selatan Kombes Darmawan Affandy, mengunjungi kampung anti narkoba tersebut.
Kehadiran rumah anti-narkoba diapresiasi sejumlah pihak.
Potret Rumah Anti-Narkoba dan Polisi Inspiratif dari Palopo
Kelurahan Pontap dan Kelurahan Salekoe, Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, kini dikenal sebagai kampung tangguh anti narkoba. Tentu saja, Kepala Polres Palopo, AKBP Safi'i Nafsikin, memiliki tujuan khusus untuk itu. "Kami memerangi narkoba di Palopo" katanya pada Selasa (15/8). Kehadiran kampung tangguh anti narkoba itu mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.
- Kasus Narkoba Jaringan Fredy Pratama, Polisi Panggil Zul 'Zivilia'
- Polisi Sebut Selebgram Palembang Adelia Terafiliasi Gembong Narkoba Fredy Pratama
- Polisi Obrak-Abrik Kampung Boncos Jakbar, Sabu hingga Senpi Rakitan Disita
- Kampung Narkoba di Jambi Digerebek, Semua Kocar Kacir Terjun ke Sungai & Ada Kobaran Api
Itulah sebabnya ketika diluncurkan pada Rabu (9/8), banyak tokoh masyarakat menghadirinya. Selain itu, dihadiri juga oleh Anggota DPRD Kota Palopo Cendrana Saputra, Camat Wara Timur Ruslan, dan Lurah Pontap Abdillah, serta sejumlah aparat kepolisian.
"Maksud dan tujuan kami dalam rangka untuk memberikan memahami dampak yang luas terhadap masyarakat Kota Palopo bebas dari Narkoba dan mana tahanan Narkoba saat ini di polres sekitar 40 orang yang mana pada umumnya para buruh lepas seperti tukang batu dan Nelayan," kata Kapolres Palopo. Dia menerangkan, persoalan narkoba merupakan tantangan Polres Palopo. Pihaknya juga sudah melakukan mapping para pelaku dan pengguna narkoba di Kota Palopo.
"Di Kota Palopo sudah 2 Kelurahan Launching kampung tangguh Anti Narkoba Polres Palopo yakni Keluragab Salekoe dan Pontap. Terkait pemberantasan Narkoba kami akan melibatkan seluruh komponen tingkat kelurahan antara lain Ketua RT/RW,"
kata Kapolres Palopo.
Polres Palopo telah menyiapkan rumah ibadah untuk menindaklanjuti penyimpangan perilaku, narkoba, komsusi minuman keras yang akan dibina oleh polisi santri dan pelayanan gereja. Polres Palopo juga menyebarkan nomor Online dari Mabes Polri dan brosur dan pembagian baju kaos serta penyuluhan Narkoba. "Kami mengajak kepada seluruh masyarakat kota Palopo khususnya masyarakat Pontap agar peka terhadap Narkoba dan kejahatan lainnya dan segera melaporkan kepada pihak kepolisian untuk di tindaklanjuti," kata Kapolres Palopo.
Sehari setelah peluncuran, Direktur Reserse Narkoba Polda Sulawesi Selatan Kombes Darmawan Affandy, mengunjungi kampung anti narkoba tersebut. Darmawan menjelaskan kegiatannya menindak lanjuti program Quick Wins Kapolri.
Waka Polres Palopo Kompol Ridwan Gassing yang mendampingi Darmawan mengatakan pembentukan kampung tangguh anti narkoba adalah upaya mencegah penyalahgunaan narkoba dengan melibatkan komponen masyarakat. "Relawan kampung tangguh dapat bersinergi dengan Polri, Bhabinsa dan pemerintah setempat untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba" harap Kapolres Palopo. Kiprah Polisi Inspiratif di Palopo Selain kampung tangguh anti narkoba, di Palopo juga ada polisi inspiratif yang mengubah warung miras menjadi tempat belajar.
Dialah Aipda Jacky Galela, seorang Bhabinkamtibmas Polsek Wara Utara yang bertugas di Kelurahan Luminda, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo. Jacky selalu meluangkan waktunya untuk mengajar sejumlah anak-anak di rumah belajar Victoria di Jalan Rusa, Kelurahan Luminda. Setiap Jacky memasuki ruang belajar berukuran 6x6, puluhan anak-anak menyambutnya dengan riang gembira, memberi salam penuh semangat. Di dalam ruangan itu, Jacky memandu anak-anak bermain, dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia. Selanjutnya, ia mengajarkan menulis, membaca dan berhitung.
Rumah belajar Victory ini memiliki kesan yang mendalam pada diri Jacky. Dia mendirikannya sejak tiga tahun lalu dengan dana pribadinya. Penyebabnya adalah kegelisahan melihat anak-anak di wilayah itu yang suka bermain ke sungai pada sore hari tanpa terkontrol. Selain itu, di lingkungan tersebut masih banyak anak-anak yang putus sekolah. Apalagi di situ juga banyak warung yang menjual minuman keras. Sehingga ia memutuskan, mengambil alih sebuah warung yang menjual minuman keras dan disulapnya menjadi rumah belajar.