PPP: Kalau kasus Novel tak terungkap intimidasi teror akan terulang
PPP: Kalau kasus Novel tak terungkap intimidasi teror akan terulang. Romi menilai aksi teror akan terus terulang kepada penyidik lain jika polisi tidak bisa menangkap pelaku dan aktor intelektual di balik insiden Novel.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menyesalkan aksi teror dan intimidasi yang dilakukan orang tidak dikenal kepada penyidik KPK Novel Baswedan. Romi menilai aksi teror akan terus terulang kepada penyidik lain jika polisi tidak bisa menangkap pelaku dan aktor intelektual di balik insiden Novel.
"Kalau ini tidak terungkap intimidasi teror ini akan terulang, karena apa yang kita lihat penyidik-penyidik di lingkungan kejaksaan, kepolisian dan KPK ini bukan kejadian yang sekali tetapi sudah beberapa kali," kata Romi saat dikonfirmasi, Rabu (12/4).
Romi menduga, teror yang dialami Novel berkaitan dengan kasus-kasus korupsi besar yang tengah ditangani oleh lembaga antirasuah itu. "Yang namanya kejadian itu pastinya di latar belakangi oleh yang di kerjakan Novel dalam rangka penegakan hukum," tegasnya.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan meyakini, kalau pelaku penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak mungkin berdiri sendiri. Iriawan menduga ada aktor intelektual di balik penyerangan tersebut.
Tentu ada motif. Pelaku di lapangan yang menyiram tentu ada yang menyuruh. Tidak mungkin berdiri sendiri," kata Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (12/4).
Meskipun demikian, kata Iriawan, hingga kini pihaknya masih berupaya mengungkap kejadian itu. Dalam ini, Iriawan pun minta jajarannya segera mengungkap kasus itu secepat mungkin.
"Mudah-mudahan secara cepat kita bisa ungkap siapa pelaku dan di balik ini," harapan Iriawan.
Lanjutnya, atas penyerangan itu Novel mengalami luka yang cukup serius di bagian wajah. Novel disiram diduga dilakukan dua orang dengan air keras.
Iriawan mengaku prihatin dengan insiden yang dialami Novel, karena merupakan keluarga besar intitusi kepolisian. "Yang bersangkutan masih keluarga besar karena purnawirawan Polri," kata Iriawan.