Prabowo enggan tanggapi pernyataan Wiranto soal penculikan
"Biar saja rakyat yang memilih. Biar nanti rakyat yang menjawab tanggal 9 Juli," kata Prabowo.
Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto enggan menanggapi pernyataan mantan atasannya Jenderal TNI (Purn) Wiranto soal beredarnya surat rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Dia merasa, tidak ada yang perlu ditanggapi soal isu yang kembali bergulir saat berlangsungnya kampanye Pilpres 2014.
"Tidak ada (tanggapan)," ucap Prabowo singkat saat meninggalkan The Ritz Charlton Hotel, Pasific Place, Jakarta, Jumat (20/6).
Dia pun enggan menuding pernyataan Wiranto sebagai bentuk kampanye hitam, atau black campaign yang sengaja diarahkan kepada dirinya. Soal pilihan, ia pun menyerahkan sepenuhnya kepada rakyat.
"Biar saja rakyat yang memilih. Biar nanti rakyat yang menjawab tanggal 9 Juli," pungkasnya.
Kemarin mantan Menhankam/Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) Wiranto menjawab tudingan Letjen (Purn) Prabowo Subianto yang meminta pertanyaan soal penculikan 1997-1998 dalam debat capres ditanyakan kepadanya sebagai atasan. Wiranto menegaskan tidak pernah memerintahkan penculikan.
Dia menjelaskan, penculikan oleh oknum Kopassus TNI AD terjadi pada medio Desember 1997 sampai dengan Maret 1998. Pada saat penculikan berlangsung, Panglima ABRI dijabat oleh Jenderal Feisal Tanjung (kini almarhum).
"Namun pada bulan Maret, 7 Maret tepatnya, pada saat kasus itu harus dibongkar, saya kebetulan saat itu sudah menjadi Panglima ABRI," kata Wiranto di Posko Forum Komunikasi Pembela Kebenaran (FORUM KPK) Jl HOS Cokroaminoto 55 - 57 Jakarta Pusat, Kamis (19/6).
"Waktu terjadi (penculikan) panglimanya yang lama, dan saat pengusutan panglimanya yang baru," imbuh Wiranto .
Kepada Feisal Tanjung, Wiranto juga pernah menanyakan apakah pernah ada perintah penculikan dan tindakan represif lainnya saat dia menjabat Panglima ABRI. "Beliau jawab, tidak, tidak pernah," kata Wiranto mengutip Feisal saat sudah pensiun.
"Saya juga mengatakan tidak pernah (memerintahkan penculikan)," tegas Wiranto yang mengenakan kemeja putih ini.
Saat melanjutkan kebijakan ABRI, Wiranto menjelaskan, melakukan cara-cara persuasif, dialogis dan tanpa kekerasan dalam menghadapi aktivis mahasiswa.
"Cara-cara kekerasan, represif hanya digunakan apabila terpaksa dan hanya atas perintah panglima," ujar dia.
"Dengan demikian, tidak ada kebijakan dari pimpinan ABRI yang ekstrim waktu itu untuk memerintahkan melakukan penculikan," tegas Wiranto .
Kepada Prabowo yang dicopot karena melakukan penculikan, Wiranto mengatakan pernah menanyakan tindakan tersebut.
"Saat saya dialog dengan Prabowo Subianto, kepada yang melakukan hal itu. Saya yakin itu dilakukan atas inisiatif sendiri atas dasar analisis keadaan pada saat itu," ujarnya.
"Itu sudah saya laporkan saat itu, bukan hal baru. Jangan dianggap ini hal baru. Hasil analisis pribadi, bukan perintah Panglima ABRI, ini supaya jelas," tegas dia.