Pramono Anung sayangkan ada nuansa politis di balik keprihatinan Rohingya
Pramono Anung sayangkan ada nuansa politis di balik keprihatinan Rohingya. Pramono mengatakan, sebelum peristiwa Rohingya menjadi konsumsi publik yang begitu luar biasa, sebenarnya Presiden Jokowi telah mengirim bantuan baik itu membangun sekolah. Tak cuma itu, Presiden Jokowi langsung mengirimkan bantuan.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung meminta publik memisahkan antara kepentingan politik dan tragedi kemanusiaan di Rakhine, Myanmar terhadap etnis Rohingya. Peristiwa Rohingya dinilai dijadikan amunisi untuk menyerang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap lambat.
Pramono mengatakan, sebelum peristiwa Rohingya menjadi konsumsi publik yang begitu luar biasa, sebenarnya Presiden Jokowi telah mengirim bantuan baik itu membangun sekolah. Tak cuma itu, Presiden Jokowi langsung mengirimkan bantuan makanan dan obat-obatan.
"Apa yang dilakukan oleh Indonesia untuk hal yang bersifat kemanusiaan. Rohingya ini sebenarnya dibandingkan dengan negara siapa pun termasuk kedatangan ibu Menlu ke Myanmar itu kan pejabat pertama kali yang datang, bahkan Sekjen PBB utusan khusus PBB itu mengakui peran Indonesia," kata Pramono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/9).
Karena itu, Pramono menyayangkan jika ada pihak yang masih menilai pemerintah belum maksimal membantu etnis Rohingya di Myanmar. Apalagi, ada nuansa politis di balik kritik lambannya pemerintah bantu muslim Rohingya yang tengah berbondong-bonding mencari suaka ke Bangladesh.
"Tapi kalau kemudian dalam negeri domestik ini dirumorkan, digoreng, ya ini hal yang berkaitan dengan politik, kita harus bisa memisahkan domain politik dengan domain yang terjadi sebenarnya," kata Politikus PDIP itu.
Sekali lagi, Pramono mengatakan, apa yang dilakukan oleh pemerintah adalah domain yang dilakukan sebenarnya. Bahkan bantuan telah dilakukan sebelum ramai di publik peristiwa pembantaian muslim Rohingya oleh militer Myanmar.
Baca juga:
Kapolri larang ormas aksi bela muslim Rohingya di Candi Borobudur
Umat lintas agama di Surabaya kecam pembantaian muslim Rohingya
Umat Budha di Kaltim kutuk kekerasan Biksu dan militer Myanmar pada etnis Rohingya
Fadli Zon sebut Pemerintah lambat dan normatif bantu muslim Rohingya
Krisis Rohingya, Kyrgyzstan batalkan pertandingan lawan Myanmar
Said Aqil sebut wacana aksi bela Rohingya di Borobudur salah alamat
Warga Semarang diminta tak ikut demo solidaritas Rohingnya di Borobudur
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menarik Pramono Anung ke hadapan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.