Presiden Jokowi panggil belasan ekonom jelang reshuffle kabinet
Diharapkan pada semester kedua ini ada perbaikan yang signifikan dari pemerintah di bidang ekonomi.
Sejumlah ekonom bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Menteri Sekretaris Negara Pratikno membantah bila pertemuan Jokowi dengan para ekonom tersebut ada hubungannya soal rencana reshuffle menteri bidang ekonomi yang belakangan ini makin berembus kencang.
"Ngobrol saja. enggak tumben, kan sudah beberapa kali. Itu sudah beberapa kali, sudah makan malam dan seterusnya," kata Pratikno kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/6).
Dia mengaku tidak ikut dalam pertemuan antara ekonom dan Presiden Jokowi. Pratikno membantah tegas bila pertemuan ekonom dengan Presiden Jokowi itu terkait rencana reshuffle kabinet.
"Ah, enggak, dihubung-hubungin gitu terus," tandasnya.
Sedangkan ekonom Arif Budimanta mengatakan, pertemuan dengan Presiden Jokowi adalah untuk membahas perkembangan perekonomian tetap berjalan pada rel yang benar. Diakui Arif, memang beberapa perekonomian Indonesia berjalan dengan baik, tetapi di sisi lain ada faktor pendorong dari global yang turut memproses pelemahan.
"Kita diskusi dengan presiden dan wapres apa yang bisa dilakukan untuk mendorong stabilitas ekonomi kita dengan ditunjukkan oleh nilai tukar yang stabil dan pertumbuhan terjaga. Kemudian, strategi menjaga daya beli masyarakat sehingga dari sisi makro tercipta market conviden, dan masyarakat bawah tidak kering," jelas Arif.
Sedangkan, ekonom dari Universitas Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan, diharapkan pada semester kedua ini ada perbaikan yang signifikan dari pemerintah di bidang ekonomi.
"Pemerintah sudah tahu apa yang harus dilakukan, mereka fokus dan sudah tahu, itu jadi kebijakan yang institusional pemerintah kalau itu dilakukan akan ada dampak yang baik," jelas Agustinus.
Agustinus menambahkan, kurang lebih sebanyak 15 ekonom bertemu Presiden Jokowi di Istana. Baik itu ekonom pengamat pasar modal, industri, eknomi makro dan lain sebagainya.
"Bahwa perekonomian kita yang sedang menurun jadi konsen pemerintah dan meyakinkan bahwa tren penurunan tidak berjalan lanjut," tutupnya.