Pro kontra masyarakat tentang komentar Menag 'hormati yang tak puasa
"Seharusnya dari Menag mending enggak usah ada perkataan seperti itu. Ambigu jatuhnya.
Indonesia dijuluki sebagai negara dengan aliran kepercayaan yang beragam, seperti Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu. Dengan agama yang beragam itu lah, seluruh lapisan masyarakat harus bisa saling toleransi dan menghormati.
Inilah yang dilakukan oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin yang mengimbau agar orang yang berpuasa bisa menghormati orang yang tidak berpuasa. Imbauan tersebut disertai dengan larangan bagi sejumlah pihak untuk memaksa rumah makan ditutup pada bulan Ramadan.
"Warung-warung tak perlu dipaksa tutup. Kita harus hormati juga hak mereka yang tak berkewajiban dan tak sedang berpuasa," demikian seperti dari akun Twitter Lukman Hakim, @lukmansaifuddin, Senin (8/6).
Lukman mengaku cuitan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan toleransi umat beragama. Menurutnya, umat Islam sebagai penduduk mayoritas di Indonesia sudah sepantasnya menghormati orang yang tidak berpuasa karena berbeda keyakinan.
Sayangnya, berbagai kalangan justru mengecam pernyataan ini. Mereka menilai hal tersebut bisa menimbulkan kontroversi dan salah paham di masyarakat.
Pipit, mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta menilai pernyataan tersebut bisa menimbulkan kontroversi, sebab pernyataan Lukman bisa dipersepsikan sebagai bentuk dukungan atas agama minoritas di Indonesia.
"Statement Menag itu bisa dianggap sebagai sikap pro sama kaum minoritas daripada mayoritas masyarakat Indonesia yang memang mayoritas muslim. Makanya banyak hujatan ke postingannya itu," kata Pipit ketika ditemui di stasiun Jatinegara, Jumat (19/6).
Namun, Pipit mengaku dirinya setuju dengan imbauan agar umat muslim bisa menghormati orang yang tidak berpuasa, sebagai bentuk toleransi.
"Benar dalilnya kalau umat Islam juga harus menghormati sesama yang tidak menjalani puasa. Bukan berarti umat non muslim yang harus menghormati umat Islam saja, melainkan di sini jelas ada keseimbangan toleransi antarumat beragama. Saling menghormati dan menghargai sesama yang sepatutnya dijalankan oleh masyarakat muslim di Indonesia. Demi keselarasan toleransi antarumat beragama di bulan suci Ramadan ini," jelasnya.
Sama halnya dengan Pipit, seorang pegawai di Eggo Waffle Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Suti mengatakan Lukman bisa dianggap sebagai pendukung umat nonmuslim dengan mengeluarkan pernyataan itu.
"Indonesia kan mayoritas muslim, nanti Menag dibilangnya kafir atau apa lah. Lebih baik Menag bilang kita umat beragama harus saling menghargai satu sama lain, dan harus saling mendukung yang positif. Kalau misalnya karena rumah makan buka saat puasa, saya rasa itu kembali lagi ke diri masyarakat masing-masing. Setiap manusia punya pemikiran dan cara pandang yang berbeda-beda," kata Suti.
Meski begitu, sebagai umat Katolik, Suti sendiri menghormati orang Islam yang tengah berpuasa dengan tidak makan di depan umum. Menurut Suti, warung makan boleh saja dibuka, asal ditutup dengan kain.
Di lain sisi, seorang warga asal Bekasi, Ishfi menilai pernyataan Lukman memang memiliki maksud yang baik, yaitu demi terciptanya sikap toleransi antar agama. Namun sebagai pejabat publik, Lukman seharusnya bisa memilah kata yang baik agar tidak memunculkan kontroversi di masyarakat.
"Seharusnya dari Menag mending enggak usah ada perkataan seperti itu. Ambigu jatuhnya. Beda orang beda persepsi. Cukup bilang yuk saling menghormati saat Ramadan, itu juga udah cukup," kata Ishfi ketika dihubungi oleh merdeka.com.
Ishfi yang juga seorang Quality Assurance di PT Oceanic Megah Utama, Marunda, Bekasi, menilai tanpa diberi imbauan untuk saling menghormati, masyarakat juga sudah mengerti mengenai kebiasaan di Bulan Ramadan.
"Mereka sudah dengan sendirinya paham kok dengan kondisi ini. Tanpa ada perkataan itu pun warung akan dengan sendirinya ditutup, walaupun engga tutup sepenuhnya. Misal ditutupi gorden atau spanduk, kan bisa toh. Lagian orang non Islam atau orang yang emang ga puasa pasti tau harus ke mana ia mencari makan saat siang hari," imbuhnya.