Protes isi bumi dikeruk, bola raksasa digelindingkan di jalan
Bola raksasa itu diibaratkan sebagai bumi. Aksi ini dilakukan untuk memperingati Hari Bumi.
Senin (22/4) siang, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jawa Timur, tiba-tiba macet total. Dua bola raksasa berdiameter tiga meter, tiba-tiba digelindingkan oleh belasan seniman di tengah-tengah jalan. Selain itu, dua orang berpakaian bak iblis dan penari mengiringi dua bola raksasa tersebut.
Beginilah aksi para seniman menyambut Hari Bumi. Mereka menggelar aksi teaterikal sebagai bentuk keprihatinan terhadap ulah tangan-tangan tak bertanggung jawab untuk merusak kelestarian bumi.
Dalam aksi teaterikalnya, dua orang yang melambangkan perwujudan iblis dan penari dari sanggar klinik Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya, membawa bola plastik berdiameter 1 meter. Mereka menggoyang-goyangkan bola plastik serta membantingnya berulang kali.
Bak anak kecil berebut mainan, iblis dan penari itu saling berebut bola yang diibaratkan sebagai bumi. Mereka ingin mendapatkan isinya. Sementara dua bola raksasa terus menggelinding di tengah-tengah jalan.
"Mereka ini berebut bumi dan semua isinya. Dan ketika isi bumi ini diambil, mereka masih saja berebut dan bertengkar. Padahal isinya kosong. Isi bumi ini, sama saja dengan tipuan," terang Santoso salah satu seniman yang ikut berdemo.
Menurutnya, aksi ini merupakan cara para seniman untuk mengkritisi segala bentuk kebijakan pemerintahan terhadap kandungan sumber daya alam, yang penuh kebohongan. "Contoh kecil apa yang terjadi di negeri ini, di Sidoarjo misalnya, gara-gara ingin menguasai sumber gas bumi, alam menjadi murka. Ada banyak korban akibat semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, yang sampai sekarang, ada beberapa warga yang belum mendapat kejelasan ganti rugi," sesal dia.
Selain berteaterikal ria, para seniman yang diikuti oleh 100 peserta aksi itu, juga membawa poster bertuliskan: Ndunyo Isine Mbujuk! (dunia isinya bohong).
Tak urung, akibat aksi unik para seniman ini, sepanjang Jalan Gubernur Suryo mengalami kemacetan. Sebab, perjalanan mereka dihalangi oleh dua bola raksasa yang berada di tengah-tengah jalan, yang terus menggelinding. Pihak kepolisian pun, meski tak mengawal ketat jalannya aksi, terpaksa mengatur lalu lintas agar tetap kondusif dan tidak terjadi kemacetan yang cukup panjang.