PSI: Jangan Lagi Ada Pembiaran Tindak Rasisme
Dia mengungkapkan, para pelaku rasisme di Malang dan Surabaya tidak mengerti betapa Indonesia ini luas dan beragam. Insiden di Malang dan Surabaya tak mencerminkan sikap keseluruhan rakyat Indonesia.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sangat menyesalkan tindakan rasisme dan intoleran di Malang dan Surabaya yang memicu panasnya situasi di Papua.
"Situasi memanas di Papua karena pembiaran sekian lama terhadap ormas-ormas yang sering menggunakan cara-cara arogan dan intoleran untuk menyampaikan ekspresi. Pembiaran membuat hal-hal seperti ini menjadi biasa dan tidak terkontrol," kata Juru Bicara PSI, Andi Saiful Haq dalam keterangan pers, Selasa (20/8).
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik Papua, menurut para akademisi dan ahli? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Apa yang ditemukan di Papua yang viral di TikTok? Viral di TikTok Ditemukan di Papua Penemuan tank yang terpendam di dalam tanah ini diketahui berlokasi di Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Indonesia.
-
Kenapa konflik Papua semakin meningkat, meskipun pembangunan di wilayah tersebut digalakkan? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
Dia mengungkapkan, para pelaku rasisme di Malang dan Surabaya tidak mengerti betapa Indonesia ini luas dan beragam. Insiden di Malang dan Surabaya tak mencerminkan sikap keseluruhan rakyat Indonesia.
Pada Senin 19 Agustus 2019, pecah aksi massa di Manokwari dan Sorong, diwarnai blokade jalan hingga pembakaran. Bahkan Kantor DPRD Provinsi Papua Barat dan sejumlah fasilitas umum ikut dibakar.
Aksi itu diduga buntut insiden pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, beberapa hari sebelumnya. Dalam pengepungan tersebut juga terlontar ungkapan-ungkapan rasis kepada para mahasiswa Papua.
"Sejak awal PSI sudah menegaskan penghargaan terhadap keragaman dan toleransi. Karena ulah intoleransi sekelompok kecil, satu bangsa terkena getahnya," ujar Saiful.
Lebih jauh, dalam pandangan Saiful, kasus ini adalah buah yang dipanen dari penggunaan politik identitas dalam kontestasi elektoral. Akhirnya persoalan rasisme dan intoleransi sangat mudah menyulut kemarahan publik.
Terakhir, PSI mengajak publik untuk menyerahkan proses ke pihak yang berwajib, untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi isu SARA.
Baca juga:
Pemerintah akan Benahi Pendidikan hingga Asrama Mahasiswa Papua di Perantauan
Korlap Ormas Surabaya Minta Maaf Soal Insiden di Asrama Mahasiswa Papua
Dampak Rusuh di Papua, Kementerian PUPR Belum Terima Laporan Kerusakan Infrastruktur
25 Fasilitas Umum Rusak Akibat Rusuh di Papua Barat
JK Harap Warga Papua Terima Permintaan Maaf, Pelaku Rasisme akan Diproses Hukum
Mabes Polri: Kondisi di Jayapura dan Manokwari Kondusif
Reaksi Menhan Soal Kabar Ujaran Rasis Aparat ke Mahasiswa Papua di Surabaya