PT Pindad rangkul hacker buat jaga kedaulatan Indonesia
PT Pindad mempersiapkan berbagai perangkat pertahanan dan keamanan siber.
Perusahaan BUMN yang bergerak di industri pertahanan, PT Pindad mulai bergerak ke sektor industri pertahanan siber. Menggandeng perusahaan pertahanan global asal Inggris, BAE System, PT Pindad mempersiapkan berbagai perangkat pertahanan dan keamanan siber.
"Cyber Defense ini penting, ke depan ancaman itu bertambah, ada di nonkonvensional. Ancaman konvensional itu kan perang pakai peluru, pakai senjata. Ke depan, sekarang dan ke depan itu akan besar juga peran, ancaman nonkonvensional, ya itu adalah di sektor teknologi informasi atau istilahnya cyber," kata Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (24/2).
Silmy mengatakan, menggarap sektor pertahanan dan keamanan siber sudah menjadi salah satu rencana strategis Pindad. Menurutnya, pemerintah hanya bisa bergerak di tataran kebijakan. Sementara Pindad bergerak di tataran penyedia perangkat termasuk para ahli di bidang teknologi informasi.
"Pemerintah harus punya alat dan enggak mungkin misalnya hacker direkrut sama pemerintah, enggak mungkin. Makanya harus ada yang bina, BUMN. Masa hacker jadi PNS? Bangunnya malam, mereka kan siang jadi malam, malam jadi siang. Yang bina kita," imbuhnya.
Silmy mengaku masih mempersiapkan kematangan para hacker di bidang cyber defense. Kebutuhan terhadap para hacker ini akan berkembang sesuai dengan tren kejahatan atau ancaman keamanan yang berkembang.
"Total SDM yang disiapkan kita bertahap. Tahap awal itu tentunya dalam tahap persiapan itu 20, 50, 100 melihat tren, ketika sudah ada kesepahaman antara policy maker ya kita antisipasi. Jadi kita tidak menunggu kejadian baru respons. Ini trennya ke depan akan begini, kita antisipasi," imbuhnya.
Silmy yakin terhadap potensi anak-anak bangsa. Menurutnya, Indonesia memiliki para hacker yang bisa dirangkul untuk menjaga kedaulatan Indonesia.
"Yogya terkenal hacker-hackernya, nah ini nanti kita akan rangkul. (Hacker) Bukan lagi sebagai ancaman malah sebagai bagian dari pada mempertahankan kedaulatan kita, mempertahankan kepentingan kita sebagai negara yang berdaulat," tuturnya.
Mengenai perlakuan terhadap ancaman cyber defense, Silmy mengatakan, para hacker akan dilatih untuk bertahan atau menyerang balik.
"Bertahan atau menyerang balik," tutupnya.