Puji berjuang dari hasil parkir untuk anaknya
Puji adalah seorang ibu tiga anak yang berjuang menantang kerasnya hidup.
Awan mendung yang sejak pagi menyelimuti kota Purwokerto, Jawa Tengah, tak membuat surut langkah Puji Astuti (38). Perempuan yang bekerja menjadi juru parkir di kawasan Jalan Masjid Purwokerto ini, masih setia menunggu kendaraan yang hendak parkir di sebuah toko kaset lagu rohani.
Mengenakan seragam parkir bagi Puji, kini menjadi kebanggaan sendiri. Ia mengaku terpaksa menjadi juru parkir karena desakan hidup keluarga yang kini bergantung padanya. Tinggal bersama 3 anaknya yang masih bersekolah, tak membuatnya patah arang untuk mendapatkan rezeki dari pekerjaan yang jarang diminati kaum hawa itu.
"Sebenarnya suami saya pergi meninggalkan kami sejak 2 tahun lalu. Padahal waktu itu kami butuh adanya pemasukan untuk sekedar makan dan bisa menyambung hidup. Karena tidak ada pekerjaan lain, saya akhirnya menjadi tukang parkir," cerita Puji, beberapa waktu lalu.
Keinginan untuk meneruskan hidup dan menafkahi anak-anaknya untuk terus menggapai pendidikan yang lebih tinggi, membulatkan tekadnya menjadi juru parkir sekaligus merangkap menjadi kepala keluarga. Meski diakuinya pendapatan sebagai juru parkir masih jauh dari layak untuk bisa menghidupi keluarganya yang tinggal di kawasan Kranji Purwokerto. Setiap harinya, Puji harus menyisihkan Rp 3 ribu untuk setoran kepada petugas dari pemkab Banyumas.
"Setoran sebesar itu sangat berat, karena lahan parkir saya hanya sepetak. Paling maksimal pendapatan Rp 20 ribu, tapi seringnya dapat Rp 8 ribu. Belum lagi kalau nggak bisa berangkat, biasanya terpaksa ambil tabungan dari hasil uang lebih yang saya dapat," jelas ibu yang hanya mengenyam bangku sekolah dasar ini.
Menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai juru parkir kini mulai dinikmati Puji. Diakuinya, kadang dalam memarkirkan kendaraan dapat uang lebih. "Saya sering juga ditanya alasan menjadi tukang parkir. Mungkin karena simpatik ada yang ngasih uang lebih juga," ucapnya.
Bagi Puji, menjadi juru parkir bukanlah hal yang aneh di mata keluarganya, karena pekerjaan itu didapatkannya dari sang kakak yang juga menjadi juru parkir. Meski begitu, Puji mengungkapkan tidak masalah dengan pekerjaan yang dijalaninya saat ini.
"Yang penting halal dan Alhamdulillah kami masih bisa makan. Saat ini saya merasa nyaman karena bisa menafkahi keluarga," paparnya.