Puji Polda Banten yang Hukum Anggotanya, Sahroni: Tidak Boleh Lagi Aparat Arogan
Kapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara, Senin (4/11), menyebut kini JS dan BA telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polda Banten.
Oknum polisi Ditpolairud Polda Banten berinisial JS dan rekannya seorang warga sipil berinisial BA terancam 7 tahun penjara usai mengeroyok seorang warga bernama Welimi Teiwiland Mandiangan (46) hingga tewas di sebuah cafe di Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten, Minggu (27/10) lalu.
Kapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara, Senin (4/11), menyebut kini JS dan BA telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polda Banten. Diketahui pengeroyokan disebabkan adanya kesalahpahaman antara korban dan kedua tersangka yang tengah dalam pengaruh minuman keras.
- Kejati Banten Diminta Netral dan Tegas Tangani Kasus Pilkada
- Saat Airin Beri Bunga Mawar pada Andra Soni di Pilkada Banten, Apa Maknanya?
- Diusung PDIP Maju Pilkada Banten, Airin Rachmi Diany Tegaskan Masih Kader Golkar
- Bawaslu Pastikan Jerat Pidana Paslon Ucapkan Hinaan, TKN: Sama Sekali Tak Singgung Pak Prabowo
Kasus ini pun lantas mengundang perhatian Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Politikus NasDem itu memberi apresiasi kepada pihak kepolisian yang dengan cepat melakukan penahanan kepada oknum pelaku.
“Bagus, oknum-oknum tengil dan brutal seperti ini memang harus langsung ditangkap dan ditahan. PTDH sekalian. Dan jangan ada pilih kasih selama prosesnya, jatuhi hukuman maksimal aja sekaligus. Aparat kok kayak preman, main hakim sendiri seenaknya serasa di hutan,” ujar Sahroni dalam keterangan, Selasa (5/11).
Lebih lanjut, dari kasus ini, Sahroni pun meminta kepada seluruh aparat kepolisian untuk terus menjaga marwah dan mengikuti aturan di mana pun berada.
“Aparat itu harus bisa menjadi contoh. Coba kalau kayak gini, gimana masyarakatnya mau nurut dan ikutin aturan? Yang mereka lihat malah oknum aparat jadi pelaku utama pengeroyokan. Makanya aparat harus bisa jaga marwah institusi, jaga sikap di mana pun berada, tegakkan aturan. Jangan malah gaya-gayaan, merasa hebat dan punya kuasa,” tambah Sahroni.
Terakhir, Sahroni pun berharap kasus arogan oleh oknum aparat seperti ini tidak terulang kembali.
“Jadi perhatian untuk seluruh Kapolda dan Kapolres di seluruh daerah. Kasih pemahaman ke anak buahnya, tidak boleh ada lagi aparat bertindak arogan dan premanisme seperti ini lagi,” tutup Sahroni.