Puluhan pelajar di Solo ikut lomba desain batik
Lomba digelar dalam rangka memperingati Hari Batik Sedunia dan memperingati Dies Natalis Universitas Batik Solo.
Puluhan pelajar dan mahasiswa di Kota Solo antusias mengikuti lomba desain batik, di Kampung Batik Laweyan, Sabtu (11/10). Lomba tersebut selain dalam rangka memperingati Hari Batik Sedunia, juga memperingati Dies Natalis Universitas Batik Solo.
Batik yang dikagumi banyak bangsa dan ditetapkan sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi (master pieces of the oral and intangible of humanity)
oleh Unesco 2 Oktober 2009 lalu sempat dikhawatirkan berbagai kalangan terkait kelestariannya. Di Solo hal tersebut tak berlaku. Puluhan remaja terlihat antusias, tak hanya saat belajar membatik, tetapi juga saat berlomba membuat desain motif terbaru.
Meski masih berseragam sekolah para remaja yang didominasi kaum hawa ini tak canggung untuk memegang canting, meniup hingga menorehkan karyanya di selembar kain mori.
"Ini sebagai salah satu cara untuk mengenalkan batik kepada generasi muda. Kami memang menyasar kaum muda karena mereka yang mempunyai potensi," ujar Rektor Uniba, Endang Siti Rahayu.
Menurut Endang, kalangan akademisi, khususnya pelajar dan mahasiswa mempunyai peluang menuangkan ide-ide kreatifnya. Sehingga dapat memperkaya nuansa batik daerah, menjadi suatu karya yang lebih mudah diterima, khususnya di kalangan kawula muda.
Novia, salah satu peserta lomba mengaku senang mengikuti kegiatan ini. Ia sengaja ikut lomba agar bisa ikut melestarikan budaya bangsa.
"Saya sengaja ikut, ingin ikut melestarikan agar batik tidak punah nantinya. Meski banyak kesulitan tapi sangat menarik," katanya.
Sebelum proses membatik para peserta diwajibkan membuat desain di atas kain mori. Kebanyakan mereka mendesain motif bunga. Dalam lomba tersebut, panitia menyediakan hadiah uang tunai.