Puluhan warga jadi korban investasi emas fiktif oleh wanita muda
Dalam praktiknya, wanita muda dan cantik itu mengaku sebagai pengusaha dan broker dari perusahaan trading ternama.
Puluhan korban dugaan penipuan bermodus investasi emas abal-abal alias fiktif melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang di Jalan Dr Soetomo, Kota Semarang, Jawa Tengah. Mereka melaporkan Veronica Edwina alias Veve (23), warga Jalan Dargo, Semarang Timur, Kota Semarang.
Dalam praktiknya, wanita muda dan cantik itu mengaku sebagai pengusaha dan broker dari perusahaan trading ternama. Total kerugian yang dialami puluhan korban tersebut mencapai hampir Rp 5 miliar.
-
Bagaimana Indra Kenz, Doni Salmanan, dan Wahyu Kenzo mempromosikan investasi bodong mereka? Indra Kenz kerap membuat konten yang memamerkan harta seperti rumah mewah, mobil sport hingga fashion branded.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Apa saja yang ditawarkan kepada investor untuk investasi di Sulut? "Untuk itu kami menawarkan kesempatan kerjasama investasi di bidang infrastruktur dan kepariwisataan di Sulawesi Utara," tandasnya.
-
Siapa saja yang hadir dalam kegiatan misi dagang dan investasi di Bengkulu? Bertempat di Hotel Grage Bengkulu, Senin (3/7), kegiatan misi dagang dan investasi ini dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Sekretaris Daerah Bengkulu Hamkah Sabri, Direktur Utama bankjatim Busrul Iman, Kepala OPD Jawa Timur dan Bengkulu serta Pimpinan BUMD Jawa Timur lainnya.
-
Siapa saja yang menjadi korban dari skema investasi bodong yang dilakukan Indra Kenz, Doni Salmanan, dan Wahyu Kenzo? Hasilnya, ada sebanyak 144 orang yang menjadi korban penipuan dengan kerugian Rp 83 miliar. Doni Salmanan mulai dikenal ketika 'nyawer' Rp 1 miliar saat Reza Arap streaming. Rumah mewah, mobil dan motor sport selalu ditampilkan Doni dalam media sosialnya. Flexing Doni mengakibatkan 142 korban yang tertarik investasi bodongnya mengalami kerugian Rp 24 miliar. Korban Wahyu Kenzo mencapai 272 Orang dengan kerugian Rp 241 Miliar.
-
Siapa yang mendorong penerapan skema investasi 'family office' di Indonesia? Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga negara untuk membahas potensi skema investasi 'family office' dalam rapat internal di Istana Negara Jakarta, Senin (1/7) lalu.
"Itu baru dari kami belum dari korban lain yang belum melapor. Di Semarang ada sekitar 150 orang yang menjadi korban itu belum termasuk member yang di luar kota dan luar jawa," ungkap Yonaz (25), salah seorang korban yang datang melapor di SPKT Mapolrestabes Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah Sabtu (4/4).
Yonaz dan para korban lainnya mengaku, tidak mengira apa yang mereka lakukan akan berakhir seperti ini. Sebab, terlapor yang sudah dikenalnya tiga tahun terakhir ini dikenalnya cukup baik. Apalagi saat membicarakan masalah investasi itu begitu menyakinkan mereka.
Sampai akhirnya Yonaz memutuskan untuk ikut memasukkan modal untuk investasi yang dikelola Veronika pada pertengahan tahun 2015 lalu.
"Kalau investasi itu sudah dijalankan Veve (terlapor) sekitar 1,5 tahun terakhir ini. Namun, saya baru mulai mengikutinya pada pertengahan tahun lalu," ujarnya.
Yonaz mengaku tertarik karena terlapor menjanjikan keuntungan 15 persen hingga 40 persen dari modal yang diinvestasikan. Tak hanya itu Veve itu juga berjanji akan mengembalikan uang modal dalam kurun waktu satu tahun.
Pada bulan pertama, Yonaz mengakui jika uang keuntungan keluar sesuai dengan yang dijanjikan. Begitu juga pada bulan kedua hingga ke lima. Untuk memancing ketertarikan para korban, Veve malah menaikkan persentase setiap bulannya.
"Itu yang membuat saya semakin tertarik, uang keuntungan yang keluar tidak saya ambil tapi ditambahkan untuk modal, terkadang saya juga menambah dengan uang hasil kerja. Total uang saya yang telah masuk Rp 150 juta," ungkapnya.
Ari (24), korban lain yang tertipu hampir Rp 100 juta lebih itu mengatakan, praktik investasi bodong tersebut terbongkar setelah dia dan para korban lain tidak menerima uang keuntungan investasi.
"Terhitung pada 24 Maret lalu, mulai macet, uang keuntungan tidak masuk ke rekening kami masing-masing," ujarnya.
Mendapati itu, Ari menyatakan langsung menelepon terlapor untuk menanyakan terkait hal itu, namun handphone terlapor sudah tidak bisa dihubungi.
"Kami coba datangi tempat usahanya di rumah kontrakannya di Dargo ternyata dia sudah pindah dan meninggalkan kontrakan tersebut," jelasnya.
Kabar terakhir, dia kabur bersama adik, saudara dan teman lelakinya. Adapun, tindak penipuan yang dilakukan terlapor semakin terbongkar sebab, setelah diselidiki lebih lanjut terlapor tidak punya usaha dan juga sejumlah rumah mewah seperti yang diceritakan pada para korbannya.
"Tahu itu saya langsung lemes, lha nanti uang kami mau diganti siapa," ungkapnya.
Ari membeberkan, untuk menggaet korban terlapor tidak hanya mengandalkan pertemanan tapi juga menjaring lewat media sosial seperti facebook, twitter dan sebagainya.
"Dia juga kerap mengirim broadcast di BlackBerry Messenger (BBM), dengan janji-janji yang menggiurkan," bebernya.
Dalam laporan tersebut Jonathan (28), pria asal Tanggerang sengaja datang ke Kota Semarang untuk melaporkan terkait dugaan penipuan tersebut. Dalam aksi yang dilakukan Veve, pria tersebut tertipu Rp 1 miliar. Sayangnya uang tersebut bukan semuanya miliknya, namun milik rekan-rekannya yang dipinjam untuk diikutkan investasi.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Sugiarto saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, terkait dugaan penipuan tersebut masih sebatas aduan pihaknya juga belum mengetahui secara detail duduk permasalahannya.
"Itu masih aduan, nanti akan kami pelajari dulu. Setiap aduan atau laporan masyarakat pastinya akan kami tangani," pungkas AKBP Sugiarto pendek.
Baca juga:
Penyidik Polda Maluku Utara bawa Ratu Boki ke Polsek Ciputat
Modus jadi anggota Polda Metro, pasutri tipu korban Rp 79 juta
Janjikan bisa bekerja di PT KAI, modus Nasrudin tipu warga
Indonesia ekstradisi buronan Amerika tersangka kasus penipuan
Pria ini beli iPhone 6S dapatnya malah pancake!