Rakyat Harus Bersatu Kembali Membangun Bangsa Pasca-Pemilu
Rakyat Harus Bersatu Kembali Membangun Bangsa Pasca-Pemilu. Nasaruddin Umar menyampaikan untuk tidak selalu menyeret agama dalam konflik bernegara. Selesaikan masalah sesuai porsinya masing-masing.
Dalam merayakan perjalanannya selama empat tahun Organisasi PARA Syndicate menggelar kuliah kebangsaan dengan mengangkat tema: KITA BERSATU MEMBANGUN INDONESIA: Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya untuk Indonesia Raya di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Jakarta hari ini. Acara ini bertujuan untuk mengajak masyarakat kembali bersatu membangun bangsa pascapesta demokrasi 2019.
Menurut Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo yang diperlukan di tengah konflik permasalahan yang ada di Indonesia hanya satu kesatuan dalam membangun Indonesia.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
-
Apa itu Pemilu? Pemilihan Umum atau yang biasa disingkat pemilu adalah suatu proses atau mekanisme demokratis yang digunakan untuk menentukan wakil-wakil rakyat atau pemimpin pemerintahan dengan cara memberikan suara kepada calon-calon yang bersaing.
"Indonesia sedang mengalami krisis demokrasi, sebagaimana bunyi Pancasila ke tiga dan empat dimana kata persatuan lebih dulu dari demokrasi. Artinya kita perlu terlebih dahulu bersatu baru bisa menjadi negara yang berdemokrasi," ujar Ari di Wisma Antara, Jakarta, Kamis (17/10).
Di kesempatan yang sama Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar menyampaikan untuk tidak selalu menyeret agama dalam konflik bernegara. Selesaikan masalah sesuai porsinya masing-masing.
"Saya termasuk risih segala-galanya diagamakan, nabi mengatakan urusan keduniaan anda lebih tahu enggak usah ke sini, mana otoritas. Jangan semua urusan harus cari dalil, bawa ke agama. Jangan terlalu manja kepada Tuhan, nanti kecewa. Tuhan tidak merancang kita menjadi pengemis seperti itu," ujar Nasaruddin.
Selain itu, Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo menyampaikan, menjadi bangsa yang baik diperlukan warga negara yang memiliki watak berketuhanan dan tidak menghilangkan Pancasila dalam dirinya.
"Pancasila itu kalau dihayati akan membentuk watak-watak berketuhanan, watak berperikemanusiaan, watak persatuan, watak kerakyatan dan keadilan kalau setiap warga negara Indonesia mempunyai watak seperti itu bisa mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kehidupan bernegara," ujar Kardinal.
Baca juga:
Gerindra Putuskan Pilih Oposisi atau Koalisi pada 17 Oktober
Vonis Pidana Pemilu Ringan, Sulit Beri Efek Jera bagi Pelanggar
Digugat ke Pengadilan, Gerindra Nilai Harusnya Caleg yang Dipecat Komunikasi Dulu
Moeldoko: Buzzer Harus Ditinggalkan, Pemilu Sudah Selesai
Mantan Caleg Gerindra vs Sugiono Cs Digelar di PN Jaksel
Mendagri Sudah Siapkan DIM Revisi UU Pemilu