Rapid Test Covid-19 di Kawasan Puncak, Puluhan Wisatawan Dinyatakan Reaktif
Pelaksanaan tes masif Covid-19 di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor terus berlanjut dengan menyasar wisatawan, khususnya yang datang dari luar Jawa Barat. Pada pelaksanaan hari pertama, Sabtu (20/6), puluhan orang dinyatakan reaktif berdasarkan hasil rapid test.
Pelaksanaan tes masif Covid-19 di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor terus berlanjut dengan menyasar wisatawan, khususnya yang datang dari luar Jawa Barat. Pada pelaksanaan hari pertama, Sabtu (20/6), puluhan orang dinyatakan reaktif berdasarkan hasil rapid test.
Tes masif ini dilaksanakan oleh Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Jawa Barat di berbagai lokasi. Yakni satu lokasi Kabupaten Cianjur dan tiga lokasi Kabupaten Bogor di sepanjang jalur wisata Puncak.
-
Siapa yang dinyatakan positif Covid-19 pertama di Indonesia? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Mengapa testpack bisa menunjukkan hasil positif palsu? Hasil positif palsu adalah ketika testpack menunjukkan dua garis—yang menandakan kehamilan—meskipun seseorang tidak benar-benar hamil. Hal ini bisa membingungkan, karena sebagian besar orang menganggap hasil positif pada testpack sebagai konfirmasi kehamilan. Namun, sejumlah faktor dapat menyebabkan hasil yang keliru ini.
Koordinator Sub Divisi Pengendalian Massa dan Penegakan Aturan Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Dedi Taufik mewakili Divisi Pengamanan dan Penanganan mengatakan, rapid test dilakukan kepada warga luar Jabar yang masuk ke wilayah Cianjur dari arah Jakarta.
"Kita antisipasi pergerakan yang akan masuk ke wilayah Bogor-Cianjur, karena Bogor-Cianjur ini merupakan lintasan dan tujuan, terutama ke tempat-tempat wisata," ucap Dedi Taufik yang juga Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat saat dihubungi, Minggu (21/6).
Pihaknya menyiapkan sekitar 2 ribu test kit Covid-19 dan 500 alat Swab. Bila hasil rapid test terdeteksi ada warga yang reaktif, maka di tempat ini juga langsung dilakukan tes lanjutan metoda Swab.
"Tes masif di kawasan ini (Puncak, Kabupaten Bogor dan sekitarnya) sangat penting, mengingat setiap akhir pekan selalu penuh sesak dikunjungi masyarakat dari berbagai wilayah, termasuk warga Jakarta," ucap dia.
"Makanya kita cek di sini (Puncak), ambil sample untuk dijadikan early warning, siapa tahu ada yang reaktif. Secepatnya hasil bisa diketahui dan dilakukan langkah antisipasi," ia melanjutkan.
Sementara itu, Wakil Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Siska Gerfianti menilai, tes masif digelar sebagai pendeteksian dini, mengingat keinginan masyarakat luar Jabar berwisata di Puncak sulit dibendung. Kondisi tersebut berpotensi memicu sebaran Covid-19 jika tidak ada pengawasan ketat.
"Kita fokus (mengetes) pada pelaku perjalanan dari luar Jawa Barat menuju Jawa Barat. Tujuannya men-screening pelaku perjalanan yang masuk Jabar," kata dia.
Pengetesan masif dilaksanakan selama dua hari, Sabtu (20/6) dan Minggu (21/6) di lima lokasi. Pada hari pertama, tes dilakukan di empat titik, yakni Rest Area Segar Alam Kab. Cianjur, Area Masjid Atta'awun, Argowisata Gunung Mas, dan Simpang Gadong Ciawi. Selanjutnya, tes digelar di Taman Wisata Matahari.
Siska melaporkan, pihaknya mengetes 1.106 orang secara acak pada hari pertama. Hasilnya, 32 orang dinyatakan reaktif. Mereka yang reaktif langsung menjalani swab test dengan metode PCR.
"Pemeriksaan akan dilakukan di Labkesda Jabar untuk mereka yang reaktif di Rest Area Segar Alam, Area Masjid Atta'awun, dan Argowisata Gunung Mas. Mereka yang dinyatakan reaktif di Simpang Gadong Ciawi swab test langsung diperiksa di Mobil PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," imbuhnya.
Siska memastikan, tes masif tersebut mematuhi semua prosedur yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan terjamin.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor Mike Kaltarina mengatakan, operasi gabungan dan tes masif efektif menyaring pelaku perjalanan yang masuk Jabar, untuk cegah munculnya kasus impor (imported case).
"Kami menerjunkan delapan tenaga kesehatan dalam tes masif di Kawasan Puncak. Ini sebagai bentuk kolaborasi semua pihak amat krusial dalam penanganan Covid-19 di Jabar," ucap dia.
Baca juga:
Rapid Test Massal di Puncak Bogor, 9 Orang Reaktif
195.434 Warga Jakarta Jalani Rapid Test, 7.086 Dinyatakan Reaktif Covid-19
Ahli: Kita Punya Rp695,2 T, Kenapa Tidak Fokus Pencarian Kasus Covid-19 Lewat Tes
Menuju Zona Hijau Covid-19, Pemkot Kediri Gelar Rapid Test Acak
6 Warga Binaan Rutan Pondok Bambu Reaktif Covid-19 Dites Usap
Gubernur Banten: Warga Tolak Rapid Test Karena Takut Bayar