Ratusan siswa SD di Solo kumpulkan koin untuk Australia
Ada yang memberikan koin Rp 100, Rp 200, Rp 500, Rp 1000, hingga uang kertas.
Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) di Solo mengumpulkan koin di depan pintu utama Stadion Manahan, Solo, Senin (23/2). Aksi tersebut dilakukan untuk menanggapi sikap Perdana Menteri Australia Tony Abbot yang mengungkit sumbangan yang diberikan saat bencana tsunami melanda Aceh beberapa tahun lalu.
"Koin yang kami kumpulkan ini untuk disumbangkan kepada Perdana Menteri Australia, Tony Abbott yang mengungkit masalah bantuan yang diberikan kepada Aceh," ujar Warsito Adnan, Kepala Sekolah SD Islam Al Fatah Solo.
Menurut Adnan, tidak sepantasnya bantuan kemanusiaan seperti itu diungkit-ungkit. Apalagi dikaitkan dengan kasus hukum (hukuman mati) kepada warga negara Australia di Indonesia.
"Ini hukum Indonesia, PM Australia harus bisa menghormati kita," ujarnya geram.
Warsito menambahkan selain ikut mendukung gerakan mengumpulkan koin, pihaknya juga ingin menanamkan sejak dini kepada siswa agar mempunyai sifat peduli kepada sesama dan bangsanya.
"Narkoba di Indonesia sudah darurat, sudah sangat membahayakan. Tidak hanya remaja atau orang dewasa saja, tetapi juga merambah ke anak-anak. Kami juga ingin mengajarkan supaya anak-anak menghindari narkoba," tegasnya.
Menurut dia, ada sekitar 138 siswanya yang ikut berpartisipasi dalam aksi itu. Sementara koin yang dikumpulkan akan dikirim ke Kedubes Australia di Jakarta.
Saat aksi tersebut seluruh siswa dari kelas 1 sampai kelas 6, secara bergantian memberikan koin di sebuah tempat yang disediakan. Ada yang memberikan koin Rp 100, Rp 200, Rp 500, Rp 1000, hingga uang kertas.
"Saya tadi ikut menyumbang koin untuk Australia Rp 1000, karena Australia telah melecehkan bangsa Indonesia yang mengungkit-ungkit bantuan di Aceh," ujar M Usman, siswa kelas VI.
Ia mengaku juga setuju jika para tersangka kasus narkoba dihukum mati karena merusak generasi penerus bangsa.