Relawan Peduli Tenaga Medis Kecewa Bantuan APD Ditolak Puskesmas Bunta
Puskesmas Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah menolak bantuan (Alat Pelindung Diri) dari relawan peduli tenaga medis Banggai. Hal ini lantas membuat para relawan kecewa.
Puskesmas Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah menolak bantuan (Alat Pelindung Diri) dari relawan peduli tenaga medis Banggai. Hal ini lantas membuat para relawan kecewa.
Relawan telah membagikan APD berupa baju hazmat, masker N-95, dan kacamata safety untuk tenaga medis dan kesehatan di sejumlah puskesmas dan rumah sakit di Banggai.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
Namun Kepala Puskesmas Bunta, Viermon Pakaya menolak sumbangan itu. Salah satu relawan, Fahmi Bukalang merasa kecewa.
Menurut Fahmi, sebagai pimpinan di Puskesmas tersebut, harusnya Viermon memikirkan keselamatan bawahannya saat bekerja. Kata Fahmi, siapapun yang ikhlas menyumbang bantuan seperti ini harusnya diterima dengan baik.
Padahal Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulteng, mau menerima bantuan dari mereka.
"Ini soal kemanusiaan, mereka tenaga medis dan kesehatan itu garda terdepan, mereka berhadapan langsung dengan pasien, sangat berisiko tertular, toh itu bantuan tidak akan merugikan jika diterima, justru malah akan sangat bermanfaat," ujar Fahmi, Kamis (10/4).
Dia berharap, sebagai seorang dokter dan pimpinan Puskesmas, seharusnya Viermon bersikap profesional dan tidak menghubung-hubungkan penyerahan ini dengan hal lain.
Tim relawan lain, Mahmud Matuliang mengatakan, seharusnya bantuan alat pelindung diri ini diterima dengan baik dan tidak menghubung-hubungkannya dengan politik.
"Kita harus bersatu, bahu membahu mencegah penularan Covid-19 agar tidak ada kejadian positif corona di kabupaten Banggai, sehingga pandemi ini bisa segera berakhir," katanya.
Sementara itu, Viermon tidak mau disebut menolak bantuan ini. Katanya, dia tak mau menerimanya karena belum ada koordinasi dengan Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Banggai. Koordinasi ini diperlukan agar barang yang diterima sesuai dengan standar kesehatan yang ada.
"Harus melalui Dinas Kesehatan. Harus sampaikan dulu, kalau dibilang oke, laksanakan, tinggal menunggu petunjuk. Karena kami satu komando dengan Dinas Kesehatan," katanya.
Selain itu, alat pelindung diri yang ada di Puskesmas ini dianggapnya dalam jumlah yang cukup. Sehingga, dia takut bantuan ini jadi mubazir karena jumlahnya berkelebihan.
"Daripada orang lain tidak dapat, orang lain kekurangan. Jadi bukan ditolak, karena kita kelebihan, apa salahnya kalau dikasih ke tempat yang lain. Jadi bukan ditolak ya," kata Viermon.
Sebelumnya, RSUD Luwuk menerima bantuan alat pelindung diri dari relawan ini. Selain alat pelindung diri, relawan ini memberikan susu kaleng sebanyak 50 karton dan minuman vitamin C 100 botol kepada tenaga medis di RSUD tersebut.
Selain RSUD, relawan ini menyalurkan bantuan ke 29 Puskesmas yang ada di Kabupaten Banggai. Serta, alat kesehatan lain ke masyarakat di 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Banggai.