Relawan surati Ibunda Jokowi, minta sadarkan soal Budi Gunawan
para pemrakarsa petisi ini mengharapkan kepada ibunda presiden Jokowi, untuk menyadarkan anaknya.
Polemik mengenai pemilihan calon Kapolri dengan kekuatan hak prerogatif presiden Jokowi, dan kenyataan bahwa calon satu-satunya yang terpilih itu berstatus sebagai tersangka atas dugaan kasus korupsi oleh KPK, sampai hari ini masih terus memanas.
Gelombang pro dan kontra seakan saling menunjukkan taringnya masing-masing, dalam memperlihatkan keberpihakan atas nama kepentingan rasa keadilan bagi rakyat yang diwakili KPK, berhadapan dengan otoritas legislatif dan eksekutif yang masih menjunjung asas praduga tak bersalah kepada satu-satunya calon Kapolri yang ada.
Ketika langkah prosedural yang ditempuh dan terkesan dipaksakan pelaksanaannya oleh pihak legislatif dan eksekutif, dengan upaya-upaya mereka untuk sesegera mungkin melantik sang calon Kapolri bermasalah itu, maka pihak yang kontra pun tak kalah cerdiknya dalam meng-counter upaya tersebut.
Mengetahui bahwa sang presiden masih cukup nurut kepada sang ibunda, sejumlah orang atas nama rakyat yang berdiri bersama KPK pun tak kehabisan akal untuk menempuh jalur emosional yang lain, yaitu dengan membuat petisi yang ditujukan kepada Ibu Sujiatmi Notomihardjo, sang ibunda langsung dari kepala negara Republik Indonesia tersebut.
Dalam pengantar maksud dan tujuan dari petisi yang digalang melalui akun change.org ini, para pemrakarsa petisi ini bermaksud menyampaikannya langsung kepada ibunda presiden Jokowi, Sujiatmi Notomihardjo, untuk menyadarkan anaknya akan potensi kekeliruan yang begitu besar, atas pilihannya kepada orang yang dianggap KPK bermasalah, untuk menjadi pemimpin di institusi kepolisian RI.
Berikut adalah petisi yang dimaksud tersebut, yang merupakan salah satu langkah cerdik bagi mereka yang kontra atas pengangkatan Budi Gunawan sebagai Kapolri, dengan keberpihakan yang jelas kepada satu-satunya lembaga anti-rasuah bernama Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.
--
Ibu Sujiatmi Notomihardjo yang baik,
Barangkali Ibu tidak mengenal kami. Kami adalah relawan yang secara sadar dan penuh keyakinan, mendukung Ananda Ibu, Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2014 kemarin. Harapan bahwa negeri ini akan menuju perubahan mendasar ke arah yang lebih baik, menyatukan kami mendukung Pak Joko Widodo.
Ibu pasti bertanya-tanya, mengapa kami yang mendukung Pak Joko Widodo mengirimkan petisi ini kepada Ibu.
Begini Ibu, saat ini anak ibu tersayang, Joko Widodo, tengah dalam dilema. Ananda Joko Widodo telah mencalonkan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Secara hukum, berdasarkan Undang-Undang, hal ini benar. Namun yang tidak wajar adalah calon Kapolri ini ditengarai tidak bersih. Tidak main-main, statusnya tersangka KPK. Kapolri tersangka korupsi adalah sama sekali jauh dari harapan kami sebagai pendukung Joko Widodo.
Dengan berbagai cara, teman-teman kami telah mengingatkan Ananda Joko Widodo soal calon Kapolri pilihan beliau ini. Mulai dari surat terbuka, petisi, hingga aksi di jalan.
Namun sepertinya, Pak Joko Widodo belum mendengar suara kami. Mungkin beliau tengah menenangkan diri, panik, atau mungkin -- yang sangat kami takutkan -- frustasi karena berbagai tekanan politik.
Untuk itu Ibu, kami mohon kesediaan Ibu Sujiatmi Notomihardjo sebagai Ibunda Joko Widodo agar berkenan mengingatkan Ananda tersayang. Bahwa suara rakyat adalah suara yang perlu didengar. Sekaligus mengingatkan beliau dengan penuh kasih, bahwa keberanian untuk bertindak sesuai harapan rakyat Indonesia adalah kewajiban yang harus beliau lakukan sebagai Presiden Republik Indonesia.
Ibu Sujiatmi Notomihardjo yang baik,
Tolong yakinkan Ananda ibu bahwa beliau tidak sendiri. Jutaan pendukung akan menjadi pagar hidup atas rencana perubahan. Sekaligus ingatkan beliau juga, jutaan pendukung berpotensi menjadi musuh yang paling mengerikan jika beliau bersikukuh mendorong tersangka korupsi menjadi Kapolri.
Kami tahu, cinta dan perhatian kami ke Joko Widodo tak akan bisa menyaingi cinta Ibu kepada Ananda Joko Widodo. Namun kami yakin, jika cinta serta perhatian kita bergabung, Ananda Joko Widodo akan mendengar dengan hatinya. Kemudian bertindak sesuai harapan kita: mencabut pencalonan Komjen Budi Gunawan, dan memilih calon yang bersih, yang bisa menjaga harapan kami atas Indonesia yang lebih baik.
Terima kasih Ibu Sujiatmi Notomihardjo. Mohon Ibu berkenan untuk mengusap kepala Ananda, dan membisikkan pesan kami…
Paring, Wandi, Kokok, Ndaru, Winarko, Triandri dan Harri
Baca juga:
Galaunya Jokowi pilih kapolri setelah Komjen Budi tersangka
Pekan depan KPK mulai garap saksi kasus Komjen Budi
PDIP: Persoalan Komjen Budi bukan masalah lempar-lemparan bola panas
Samad pastikan Komjen Budi masuk bui di akhir penyidikan
Jokowi dan Megawati bahas calon Kapolri Komjen Budi jadi tersangka
Barisan relawan dulu setia kini tinggalkan Jokowi
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berada ketika HUT PP Polri? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kenapa Ari Dono Sukmanto menjadi Kapolri? Saat itu Ari yang berkedudukan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Wakapolri naik menjadi Kapolri sebagai pelaksana tugas.
-
Kapan Ganjar Pranowo menemani Kaisar Jepang berkeliling Candi Borobudur? Pada Kamis (22/6), Kaisar Jepang, Hironomiya Naruhito berkunjung ke Candi Borobudur.