Reshuffle Kabinet dan Konsekuensi Antitesa Jokowi
Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai reshuffle kabinet kali ini akan menyasar menteri dari NasDem.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kian sering melempar wacana perombakan atau reshuffle kabinet. Bahkan, wacana tersebut mendapat dorongan dari PDI Perjuangan dan PKB.
Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai, wacana reshuffle saat ini sarat kepentingan politik. Terlebih, Partai NasDem telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres pada 3 Oktober 2022 lalu.
-
Kapan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri dilakukan? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri Senin (17/7) hari ini.
-
Apa yang mungkin diberikan Jokowi untuk Kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Apa yang sedang dilakukan Prabowo terkait susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet. Sebab, Dasco menegaskan, untuk menyusun kabinet merupakan hak prerogatif Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Jadi memang yang namanya susunan menteri itu sebagai hak prerogatif presiden terpilih yang melakukan simulasi-simulasi," kata Dasco, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu, (14/9).
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Apa tanggapan Jokowi soal rencana Prabowo menambah jumlah Kementerian? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian.
"Reshuffle itu tertuju kepada menteri-menteri dari NasDem, yang memang dari dulu diincar oleh Jokowi untuk direshuffle. Karena dianggap pencapresan Anies yang itu antitesa Jokowi yang tidak disukai oleh pihak Istana," kata Ujang, saat dihubungi merdeka.com, Rabu (1/2).
"Konsekuensi dari itu semua arah reshuffle itu mengenai menteri-menteri dari NasDem, suka tidak suka dibantah dengan besar-besaran pun bahwa reshuffle ini bersifat politis dan arahnya ke NasDem," sambungnya.
Dia menjelaskan, karena sifat reshuffle adalah hak prerogatif Jokowi, sehingga mantan Gubernur DKI Jakarta itu bisa melakukan kapan saja. Begitu juga dengan sasarannya. Termasuk menteri-menteri dari NasDem.
Diketahui, saat ini ada tiga kader Partai NasDem yang tergabung dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf. Mereka adalah Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK) Siti Nurbaya Bakar, dan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
Menurut Ujang, reshuffle menjelang Pemilu 2024 tak efektif bagi Kepala Negara karena akan mengganggu konstelasi politik. Namun, pilihan perombakan kabinet berada di tangan Jokowi.
"Tentu NasDem tidak bisa menolak keinginan-keinginan Jokowi. Tapi itu lah politik, kadang jadi kawan, kadang jadi lawan, kadang jadi teman, kadang jadi musuh tergantung dari kepentingan," ujarnya.
"NasDem dulu menjadi teman Jokowi, berkawan dari dekat. Tapi periode kedua ini per 3 Oktober lalu pasca pencapresan Anies, NasDem menjadi lawan politik bagi Jokowi," imbuh Ujang.
(mdk/tin)