Respons Gibran soal Mandor Proyek Masjid Sheikh Zayed Utang Ratusan Juta ke Warung
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku kaget dengan kabar tersebut. Dia baru mengetahui informasi tersebut setelah awak media menanyakannya. Namun Gibran berjanji untuk segera menyelesaikan permasalahan utang tersebut.
Miris benar nasib Dian (38), pemilik warung makan Restu Bunda di sekitar Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Betapa tidak, sejumlah mandor dan pekerja proyek prestisius memiliki utang padanya hingga ratusan juta Rupiah. Utang makan tersebut terakumulasi hingga mencapai Rp145 juta.
Ditemui wartawan, Dian mengaku dijanjikan oleh para mandor terkait sistem pembayaran biaya makan pekerja. Yakni dibayarkan setiap dua minggu sekali. Namun kenyataannya, pembayaran sering terlambat bahkan tidak dibayar sama sekali hingga proyek selesai.
-
Siapa yang didampingi Gibran Rakabuming Raka saat mengunjungi warga Solo? Pada kunjungannya di Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Gibran datang bersama Respati Ardi-Astrid Widayani.
-
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Gibran Rakabuming Raka? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks.
-
Apa tujuan dari gagasan hilirisasi yang digaungkan oleh Gibran Rakabuming Raka? Program tersebut bertujuan untuk memperluas hilirisasi yang dilakukan pemerintah, terutama dengan mempertimbangkan cadangan nikel dan timah serta potensi besar energi baru dan terbarukan di Indonesia.
-
Siapa yang menggugat Gibran? Almas Tsaqibbirru, penggugat syarat usia capres-cawapres yang dikabulkan Mahkamah Konstitusi (MK), kini menggugat Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dalam perkara wanprestasi ke Pengadilan Negeri Surakarta, Jawa Tengah.
-
Siapa yang Gibran temui saat blusukan? "Kita menyapa warga, mendengar aspirasi warga dan apa yang dikeluhkan masyarakat," ujarnya.
-
Apa yang dilakukan Gibran saat blusukan? Kita menyapa warga, mendengar aspirasi warga dan apa yang dikeluhkan masyarakat," ujarnya.
"Dulu itu perjanjiannya dibayar tiap dua minggu sekali. Tapi malah nggak dibayar," kata Dian, Jumat (16/3).
Ditambahkan Dian, para mandor perusahaan juga tidak tepat waktu. Bahkan sampai 4 minggu baru dibayarkan. Ia menerangkan, para pekerja yang berutang di bawah tanggungan tiga mandor. Di antaranya mandor berinisial N yang memiliki utang Rp65 juta. Kemudian G yang berutang Rp50 juta. Keduanya merupakan warga Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Selanjutnya mandor berinisial G asal Purwodadi yang masih memiliki utang Rp30 juta.
Dia menceritakan, beberapa mandor mengeluhkan pembayaran yang tertunda. Sehingga mereka harus mencari uang lain untuk menalangi.
Para mandor beralasan pembayaran dari pihak pengembang yang tersendat sehingga tidak mampu membayar utang tersebut. Sedangkan proyek harus tetap berjalan.
"Mereka ngeluh, harus menggaji karyawan dan bayar warung. Katanya perusahaan nggak mau tahu. Namanya pekerja modal tenaga, kalau nggak makan ya nggak ada kekuatan," ujar Dian.
Sekedar diketahui, pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo hibah dari Presiden UEA Mohammed Bin Zayed Al Nahyan untuk Presiden Jokowi dilakukan dari tahun 2021 hingga November 2022.
Dian mengaku sudah berusaha menagih utang tersebut. Dari menemui saat di lokasi proyek hingga mendatangi rumahnya. Dia meminta kepastian pembayaran. Namun ternyata ada yang melarikan diri.
"Ada yang sampai kabur, saya harus ke sana. Mau nggak mau saya tetap tagih terus," jelasnya.
Meski demikian Dian mengaku belum berpikir untuk menempuh jalur hukum. Dia mengatakan masih memasang komitmen para mandor.
"Ada komitmen, makanya saya tempuh jalur kekeluargaan. Saya sudah sabar ya gimana lagi," bebernya.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku kaget dengan kabar tersebut. Dia baru mengetahui informasi tersebut setelah awak media menanyakannya. Namun Gibran berjanji untuk segera menyelesaikan permasalahan utang tersebut.
"Mengko tak paranane. Tak parani tak rampungke kabe. (Nanti saya ke sana, saya selesaikan semua)," katanya.
Dia berjanji untuk segera mencari pelaku yang tidak bertanggungjawab.
"Wis telpon mandore, mandore sing salah ya. Dari Waskita sudah menyelesaikan kewajibannya. Itu salahe mandore, golekono (cari) mandore besok," ujarnya
Gibran mengaku kasihan kepada pemilik warung makan yang menjadi korban hingga ratusan juta.
"Mesakke to ya, utang kok nganti atusan auto (kasihan kan, utang sampai ratusan juta)," terangnya.
Putra sulung Presiden Jokowi meminta mandor yang memiliki utang agar segera menemui pemilik warung untuk melunasinya. Ia belum memikirkan kasus tersebut untuk dibawa ke ranah hukum.
"Intine itu ya, wonge tak golekki, wis kecekel (orangnya saya cari, sudah ketemu), saya sudah tahu orangnya. Nanti saya cari orangnya," katanya.
Gibran menduga pelaku tidak hanya satu orang. Sebab tidak mungkin satu orang makan dengan biaya ratusan juta rupiah.
"Diundang ke warung untuk bayar saja. Dirampungke, cah lanang, ngebon kok nganti atusan yuto (diselesaikan, laki-laki kok utang sampai ratusan juta)," ungkapnya.
Dia memastikan jika uang dari Waskita Karya selaku pemegang proyek sudah dibayarkan. Ia tidak mengetahui pasti siapa yang menerima, apakah vendor atau mandor proyek. Ia meminta utang ke warung segera dibayarkan. Jika tidak Gibran mengancam untuk mencarinya.
"Pokokke dicari, tak parani orangnya ya. Itu kan keluarga kita, keluarga asli Gilingan, kasihan dong. Tak parani wonge, wis ono kontak persone," tutupnya.
(mdk/fik)