Ridwan Kamil diminta cari solusi kemacetan, bukan bangun taman
Kebutuhan taman ada di peringkat terendah. Warga hanya ingin pekerjaan, pendidikan, premanisme, dan transportasi.
Lembaga jajak pendapat eLSID (Lingkar Studi Informasi dan Demokrasi) merilis hasil survei mereka tentang penilaian warga Bandung atas kinerja Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, dan Wakil Wali Kota, Oded Muhammad Danial. Mereka menyatakan, kebanyakan dari penduduk kota kembang itu tidak terlalu membutuhkan taman, tapi jalan keluar tentang kemacetan lalu lintas.
Dari hasil jajak pendapat, mereka menempatkan taman sebagai kebutuhan terakhir warga Bandung dengan 17,86 persen suara. Sisanya, 2,5 juta warga Bandung ingin kota mereka bebas macet, menjadi masalah besar dalam beberapa tahun terakhir.
Memang Ridwan dalam dua tahun menjabat begitu gencar memperbaiki ruang-ruang publik, seperti pembenahan taman kota secara tematik dengan berbagai fasilitasnya. Sebut saja Taman Musik, Taman Pasupati, Taman Lansia, Taman Film dan taman lainnya.
"Tapi ternyata kebutuhan taman ada di posisi paling bawah dengan 17,86 persen," kata peneliti eLSID, Dedi Barnadi, dalam jumpa pers Hasil Survei Sosial Kemasyarakatan mengenai Penilaian Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja Ridwan Kamil & Oded di Hotel Amaroossa, Bandung, Rabu (27/5).
Menurut Dedi, di sisa waktu kepemimpinan Emil dan Oded, yang harus menjadi prioritas program pembenahan kota adalah kemacetan. Permintaan itu berada di puncak dengan 43,75 persen suara. Disusul permintaan perbaikan pelayanan publik sebesar 33,04 persen.
Lantas, warga Bandung juga meminta perbaikan mekanisme pengurusan dokumen kependudukan sebesar 32,14 persen. Lantas soal kebersihan 31,25 persen, banjir 28,57 persen, penertiban penyakit masyarakat dan preman 27,68 persen, dan pembangunan infrastruktur 26,79 persen.
Warga Bandung juga meminta Ridwan membenahi saluran air, menertibkan pedagang kaki lima, dan membuka lapangan kerja. Ridwan dan Oded juga dituntut memperbaiki pasar tradisional, memberi pendidikan murah, dan membangun transportasi.
"Dari semua kebutuhan di atas, taman hanyalah nomor terakhir. Tidak dalam prioritas warganya," ujar Dedi.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Padjadjaran, Muradi mengatakan, kebutuhan dasar pokok warga yakni memenuhi tiga unsur. Yang pertama kesehatan, pendidikan, dan terakhir kesejahteraan sosial.
"Jika dasar kebutuhan warga itu bisa terpenuhi baru kita pikirkan lainnya," kata Muradi.
"Oke taman. Kalau taman ada, perut warganya lapar? Taman ada, tapi warganya tidak terdidik? Taman ada, tapi warganya tidak sehat? Ini akan jadi tempat kumuh dan hanya memunculkan kriminalitas. Emil tinggal di Amerika lama kan. Pasti tahu," tambah Muradi.
Menurut Dedi, jajak pendapat itu dilakukan pada rentang waktu 12 hingga 17 April. Lembaga survei itu mengambil 415 responden, dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Adapun margin of error mencapai 5,1 persen. Populasi diambil adalah warga Bandung berusia 17 tahun atau lebih dengan menggunakan metode sampling multistage.