Ridwan Kamil Sebut Kebijakan Impor Perlu Argumentasi Kuat
Di sisi lain, pria yang akrab disapa Emil mendapat informasi dari Bappenas yang memprediksi bahwa tahun 2063 sudah tidak akan ada lagi petani. Kajian akademis tersebut jangan sampai dianggap angin lalu.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menilai kebijakan impor sektor pangan adalah hal wajar selama argumentasi yang mendasarinya bisa dipahami oleh semua pihak. Salah satu yang ia soroti adalah keberlangsungan kehidupan dan aktivitas para petani jika asalan kebijakan tidak jelas.
Diketahui, isu impor beras sebanyak 1 juta ton yang digulirkan pemerintah pusat membuat polemik di tengah masyarakat. Ridwan Kamil sendiri memiliki pandangannya sendiri dalam isu ini.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Apa harapan Ridwan Kamil terkait hasil Pilpres? Saya sebagai ketua TKD Jabar kalau ternyata bisa bagus suara 02 satu putaran, kalau tidak tentu masih ada proses sampai Juni
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
“Kan lebih banyak nggak setuju dengan impor beras. Jangan salah ya impor itu boleh di mana-mana juga boleh asal memiliki argumentasi yang kuat. Contoh stok di gudang sudah habis, panen gagal, masa kita tidak makan? maka kita impor,” kata dia, Jumat (26/3).
“Tapi kalau di gudang Jabar surplus 300.000 ton, panen sudah dekat. Logika-logika itu mengatakan tidak ada alasan kuat untuk impor. Jadi silakan jika punya alasan argumentasi yang memadai (untuk mengimpor),” Ridwan Kamil melanjutkan.
Di sisi lain, pria yang akrab disapa Emil mendapat informasi dari Bappenas yang memprediksi bahwa tahun 2063 sudah tidak akan ada lagi petani. Kajian akademis tersebut jangan sampai dianggap angin lalu.
Ia berharap, para pejabat pengambil keputusan di setiap daerah bisa melakukan upaya pencegahan. Di Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Emil sudah menggulirkan program petani milenial. Selain menjaga profesi petani tetap tumbuh, program ini pun diklaim bisa mengurangi pengangguran.
“Petani milenial sebenarnya tujuan pertamanya adalah pengembangan inovasi pengurangan pengangguran secara cepat dengan meminjamkan lahan negara modal dari keuangan yang kami kontrol dan dibeli oleh sistem. Tapi tujuan jangka panjang ya membuat anak-anak muda mau kembali ke desa dengan penghasilan setara di kota,” ucap dia.
“Mudah-mudahan dengan inovasi ini kita makin banyak generasi yang cinta pertanian kembali ke desa rejeki kota dan tidak ada impor impor lagi ya itu,” imbuh Emil.
Sejumlah bantuan akan diberikan Pemerintah Provinsi Jabar dalam program tersebut. Mulai dari peminjaman lahan, permudah akses bank, sampai mencarikan offtaker atau pembeli.
Berdasarkan hasil survei pertanian antar sensus (sutas) 2018 yang dilakukan Badan Pusat Statistik, jumlah petani di Jabar mencapai 3.250.825 orang. Dari jumlah tersebut, petani yang berusia 25-44 tahun hanya 945.574 orang atau 29 persen. Kondisi tersebut tentu memberikan efek domino bagi sektor pertanian di Jabar.
Dalam program ini, tidak hanya sektor pertanian, saja yang digarap, tetapi juga peternakan, perikanan, tanaman holtikultura, dan perhutanan. "Ini akan jadi fokus sampai akhir masa jabatan saya bahwa program food security ini harus jadi unggulan. Mudah-mudahan dengan program ini juga kita bisa mandiri pangan, tidak usah impor," tutupnya.
Baca juga:
Jokowi: Hentikan Perdebatan Berkaitan dengan Impor Beras
Jokowi Minta Sri Mulyani Siapkan Anggaran untuk Bulog Serap Beras Petani
Presiden Jokowi: Saya Pastikan Kita Tak Impor Beras Hingga Juni 2021
Jokowi Tegaskan Tak Ada Beras Impor Masuk Indonesia Hingga Bulan Juni
Impor Satu Juta Ton Beras Dikhawatirkan Timbulkan Salah Urus Seperti 2018
Komisi VI Pertanyakan Rakortas Impor Beras: Mendag, Bulog dan Mentan Belum Satu Kata