Risma dan Yoyok Sudibyo raih Bung Hatta Award 2015
Risma dan Yoyok dianggap memiliki pengaruh besar dalam mencegah korupsi di pemerintahan daerah.
Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) kembali menganugerahkan tokoh yang dianggap memiliki pengaruh besar terhadap penanganan kasus korupsi. Anugerah ini diberikan setiap dua tahun sekali kepada para tokoh yang telah dipilih sebelumnya.
Tahun ini, penobatan tokoh pemenang BHACA kembali dilakukan. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Bupati Batang Yoyok Sudibyo menjadi dua tokoh yang mendapat penghargaan dari BHACA.
"Di antara maraknya berita buruk ulah para koruptor di media massa, kita perlu sungguh perlu kisah sosok-sosok yang inspiratif, yang beritegritas, dan yang berkarya dengan tulus untuk kepentingan publik. Dengan adanya individu-individu seperti Risma dan Yoyok, kita semakin yakin bahwa bangsa kita masih ada orang-orang baik yang memberi kita harapan masa depan yang mulia," kata Natalia Soebagjo, Ketua Dewan Pengurus Harian BHACA, Rabu (4/11).
Tri Rismaharini dipilih karena dirinya dinilai berhasil mengembangkan e-procurement (lelang pengadaan barang elektronik) agar proses pelelangan transparan dan bebas korupsi. Membangun sistem e-goverment sehingga membuat kontrol pengeluaran lebih mudah, mencegah praktik korupsi, dan menghemat Rp 600-800 miliar tiap tahun.
Sementara Yoyok Riyo Sudibyo, di awal kepemimpinannya membuat surat pernyataan Bupati Batang tidak meminta proyek mengatasnamakan apapun. Membuat pakta integritas pelaksanan kegiatan SKPD, membuat festival anggaran.
Awalnya sekretariat BHACA membuka kesempatan kepada publik untuk mengajukan nama calon penerimaan penghargaan selama bulan Maret hingga Juni 2015. Lalu terpilih menjadi 16 orang. Lalu pada tanggal 11 Agustus, nama tersebut berkurang menjadi enam orang dengan model riset lapangan, wawancara mendalam dengan lembaga atau tokoh masyarakat. Pada tanggal 20 Oktober keputusan mengenai pemilihan Tri Rismaharini dan Yoyok Riyo Sudibyo diputuskan.