Ruhut anggap testimoni Freddy Budiman cuma bualan
Ruhut menyesalkan mengapa pengakuan itu baru disampaikan saat Freddy sudah dieksekusi.
Setelah Freddy Budiman dieksekusi, koordinator KontraS, Haris Azhar, membeberkan pengakuan narapidana itu terkait dugaan keterlibatan para petinggi Polri dan TNI dalam bisnis narkoba, dan menerima uang hingga ratusan miliar rupiah.
Terkait pernyataan itu, anggota Komisi III DPR RI, Ruhut Sitompul, meminta masyarakat tidak mempercayai pernyataan disampaikan Haris.
"Jangan percayalah sama bandar narkoba. Mereka itu jago berbohong. Kalau aku, tak percaya itu," ujar politikus partai Demokrat itu usai mengunjungi Lembaga Permasyarakatan Klas II A Pekanbaru, Senin (1/8).
Menurut Ruhut, pernyataan almarhum Freddy disampaikan melalui koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) itu menimbulkan pertanyaan. Sebab, hal itu baru disampaikan setelah Freddy ditembak mati.
"Kenapa tidak disampaikan dua tahun lalu. Udah meninggal malah baru diungkapkan," ucap Ruhut.
Selain Freddy, terpidana mati kasus narkoba lainnya, Michael Titus, juga menulis pesan sebelum akhir hayatnya. Dia menyampaikan tidak bersalah dan menjadi korban politik hukum di Indonesia. Terkait itu, Ruhut meminta agar masyarakat tidak mempercayainya.
"Jangan percaya (pengakuan) bandar narkoba itu. Tiap hari 50 orang mati. Bayangkan, ada 5 juta orang rusak gara-gara mereka. Jadi, kalau menurut saya perlu dieksekusi mati itu semua," ucap Ruhut.