Saksi Ganjar Ceritakan Simpatisan Ditangkap dan Dipukuli Karena Bentangkan Spanduk 03
Kejadian itu terjadi saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Gunungkidul.
Kejadian itu terjadi saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Gunungkidul.
- Paspampres Jokowi Datangi Kasad ke Ruang Kerjanya Kenang Masa Tidak Enak, Penampilan Sang Jenderal Bikin Salfok
- Presiden Singgung Jalan Solo-Purwodadi Rusak, Hasto: Bagus Jokowi Bantu Kepemimpinan Ganjar
- Ganjar Tanggapi Isu Pemakzulan Presiden Jokowi: Apa Pelanggaran yang Dilakukan?
- Ganjar Minta Jokowi Tegaskan Berpihak di 2024, Ini Pesan Penting PDIP
Saksi Ganjar Ceritakan Simpatisan Ditangkap dan Dipukuli Karena Bentangkan Spanduk 03
Saksi dari tim Ganjar-Mahfud, Endah Subekti Kuntaringsih menceritakan tentang simpatisannya ditangkap dan dipukuli karena membentangkan spanduk pasangan calon 03.
Kejadian itu terjadi saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Gunungkidul pada tanggal 30 Januari 2024.
Hal itu Endah sampaikan pada persidangan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024 di Gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (2/4). Sidang dipimpin oleh Ketua MK Suhartoyo.
"Kami dalam posisi perjalanan ke Gunungkidul mendapat telepon bahwa ada relawan yang ditangkap dan dipukuli, kemudian dianiaya karena membentangkan spanduk pasangan 03. Saya tanyakan 'Apakah di situ tidak ada orang yang menolong?' dijawab tidak ada yang berani menolong," kata Endah di ruang sidang.
Endah lalu menghubungi kader PAC PDIP Ponjong bernama Imanuel untuk bernegosiasi dengan aparat supaya simpatisan 03 itu dibebaskan.
"Saya telepon Imanuel Apriyanto Purnawijaya untuk menegosiasi (Imanuel ini siapa?) Imanuel adalah kader kami PAC Kecamatan Ponjong yang mulia. Kemudian Imanuel mencoba menegosiasi, saya beri materi yang mulia," ucapnya.
"Katakanlah ada simpatisan yang dianggap bersalah atau membahayakan objek, tetapi tidak untuk dipukuli, dihakimi, karena ini negara Pancasila, ini adalah negara hukum. Silakan ditangkap, tetapi tidak dianiaya," sambungnya.
Endah menjelaskan, negosiasi dengan aparat itu gagal dilakukan, bahkan Imanuel diancam ditembak. Disitu, Endah lambung meluncur ke lokasi dimana simpatisan tersebut ditahan.
"Tetapi negosiasi ini gagal dilakukan Imanuel, bahkan Imanuel telepon bahwa dia diancam akan ditembak. Di situlah emosi saya bangkit yang mulia, saya langsung meluncur kembali Kabupaten Gunungkidul dan saya langsung datang ke lokasi sekitar pukul 13.03 WIB dan anak itu masih ditahan," tuturnya.
Akhirnya, Ketua DPC PDIP ini Gunungkidul ini langsung bernegosiasi kepada dua aparat yang melakukan penangkapan tersebut. Aparat itu ternyata diminta bertugas untuk mengamankan presiden.
"Kami tidak tahu namanya Pak, tapi di saat kami datang saya bertanya apak siapa? saya adalah ring pertama yang diminta untuk mengamankan presiden," kata Endah.
"Kenapa anak ini dipukuli? beliau menjawab, videonya ada nanti bisa kita saksikan yang mulia. Karena anak itu dianggap membahayakan objek yang mulia, sya sampaikan seandainya anak ini dianggap membahayakan objek, apakah harus dipikuli? apakah harus dianiaya dan dipermalukan?" ujar Endah.