Saksi Ungkap Menantu Nurhadi Minta 'fee' Rp500 Juta Jasa Bantu Urus Perkara
Nurhadi dan Rezky didakwa menerima suap sejumlah Rp45,726 miliar dari Direktur Utama PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT) 2014-2016 Hiendra Soenjoto dan gratifikasi senilai Rp37,287 miliar dari sejumlah pihak pada periode 2014-2017.
Menantu mantan Sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi, Rezky Herbiyanto disebut-sebut meminta fee Rp500 juta untuk jasa bantu urus perkara hukum. Fee itu diminta Nurhadi ke pengusaha di Surabaya yang tengah terbelit masalah hukum.
Demikian diungkapkan Direktur CV Mulya Jaya Abadi, Agung yang menjadi saksi untuk dua terdakwa, yakni mantan Sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi dan menantunya Rezky Herbiyanto.
-
Apa arti dari ucapan "Congratulation"? "Congratulation" adalah kata dalam bahasa Inggris yang berarti selamat. Kata ini digunakan untuk menunjukkan apresiasi, penghargaan, atau kebahagiaan kepada seseorang yang telah mencapai sesuatu, seperti lulus ujian, menikah, atau mendapatkan hadiah.
-
Apa arti dari "Congratulations"? "Congratulations" adalah kata atau ungkapan yang digunakan untuk menyatakan selamat atau ucapan keberhasilan kepada seseorang yang telah mencapai sesuatu yang baik atau prestasi tertentu.
-
Apa yang dimaksud dengan ungkapan terima kasih? Ucapan terima kasih merupakan bentuk penghargaan dan rasa syukur kita kepada seseorang yang telah memberikan dukungan, bantuan, atau kebaikan kepada kita.
-
Siapa yang diungkapkan rasa terima kasih dalam ucapan tersebut? "Terima kasih Bapak dan Ibu Guru, yang selalu sabar membimbing dan membekali berjuta ilmu pada kami, untuk kami menjadi generasi bangsa yang mampu menjaga serta membangun masa depan pribadi, keluarga, maupun untuk negara kita ini."
-
Kapan sujud syukur dilakukan? Sujud syukur dapat dilakukan sewaktu-waktu dan secara spontan.Sujud syukur hanya terdapat di luar salat. Jika dilakukan di dalam salat, maka salatnya batal.
-
Bagaimana ucapan "Congratulation" bisa disampaikan? Ucapan ini adalah bentuk apresiasi atas sebuah pencapaian. Sebuah pencapaian adalah hasil dari perjalanan dan proses panjang yang tidak selalu mudah untuk dilalui. Bahkan dalam pencapaian tertentu, hanya beberapa orang saja yang mampu menaklukan puncak kesuksesan.
"Lalu Pak Rezky tanya ke saya, 'ini pengurusannya jadi dibantu tidak Pak?' Saya tidak punya apa-apa tapi jadi kalau bagi hasil saya mau tapi kalau minta uang di depan saya tidak ada uang lagi, dia (Rezky) minta Rp500 juta, Rp250 juga di depan baru setelahnya Rp250 juta di belakang," kata saksi Agung Dewanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (11/11) seperti diberitakan Antara.
Nurhadi dan Rezky didakwa menerima suap sejumlah Rp45,726 miliar dari Direktur Utama PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT) 2014-2016 Hiendra Soenjoto dan gratifikasi senilai Rp37,287 miliar dari sejumlah pihak pada periode 2014-2017.
"Bahasanya dia (Rezky) untuk biaya polisi, kalau mungut begitu saya tidak tanggapi," tambah Agung.
Agung dan rekannya Albert Jaya Saputra mengalami penipuan sebesar Rp18 miliar, keduanya lalu ditawari oleh seorang notaris bernama Devi bahwa ada orang yang dapat membantu pengurusan kasus itu bernama Nurhadi. Namun saat ingin bertemu Nurhadi di satu hotel di Surabaya, ternyata keduanya bertemu dengan Rezky.
"Rezky minta lewat telepon dan wa, saya maunya bagi hasil 50:50, karena saya ditipu Rp18 miliar, kalau kembali Rp10 miliar ya masing-masing dapat Rp5 miliar, kalau kembali Rp1 miliar ya masing-masing dapat Rp500 juta," jelas Agung.
"Apakah ada komitmen siap membantu?" tanya jaksa penuntut umum (JPU) KPK Takdir Suhan.
"Dia bilang kita siap bantu tapi perlu dana untuk polisi dan tidak bisa diutang jadi harus tunai Rp250 juta," ungkap Agung.
Agung pun mengaku tidak menanggapi permintaan Rezky tersebut.
"Saya nggak ngomong apa-apa, saya langsung bilang tidak bisa, saya komplain ke Bu Devi 'Bu apa-apaan ini minta uang di depan, saya tidak punya uang di depan. Saya korban kok diminta uang di depan lalu Pak Rezky juga kirim wa ke saya tapi tidak saya tanggapi," tambah Agung.
Agung sendiri mengaku sudah mengikhlaskan uang miliknya senilai Rp18 miliar tersebut tapi notaris bernama Devi yang bersikeras agar Agung menyerahkan data terkait penipuan tersebut ke Rezky.
"Saya memang pernah dengar di media namanya Pak Nurhadi sebagai Sekretaris MA akhirnya diatur pertemuan oleh Devi untuk bertemu Pak Nurhadi pada 27 Mei 2017 di hotel Shangri-La," ungkap Agung.
Namun Agung malah dibawa ke kamar hotel dan yang ia temui adalah orang yang lebih muda yaitu Rezky.
"Sebelum saya dibawa ke Shangri-La, saya dipameri foto oleh Bu Devi lewat wa katanya 'Ini loh bisa tangkap Iwan Liman. Saya tanya Bu Devi ini apakah ada biaya? Bu Devi sampaikan oh tidak usah bagi hasil saja, ya sudah saya mau kalau bagi hasil dan Bu Devi minta saya tinggal tanda tangan surat kuasa," tambah Agung.
Dalam dakwaan disebutkan Rezky meminta uang Rp10 miliar kepada Iwan Cendekia Liman untuk mengurus perkara PT MIT karena Hiendra Soenjoto belum membayar "fee".
Pertemuan di hotel Shangri-La Surabaya itu, menurut Agung, hanya berlangsung sekitar 15 menit. Pertemuan lalu dilanjutkan beberapa hari kemudian di suatu tempat di Jalan Bawean, Surabaya. Kali ini Agung datang bersama dengan Albert, mitra bisnisnya.
"Saat itu saya dan Albert menyerahkan data ke Pak Rezky, paling pertemuan tidak lebih 15 menit. Dia (Rezky) juga cerita soal Iwan Liman ke Pa Albert," kata Agung.
Albert Jaya Saputra yang juga hadir sebagai saksi juga mengungkapkan hal yang sama.
"Rezky bilang saya bisa bantu. Lalu saya tanya kalau ada minta tolong kan biasanya ada biayanya, lalu seingat saya dijawab dengan persentase," kata Albert.
Albert baru tahu Rezky adalah menantu Nurhadi saat keduanya pulang dari pertemuan di Jalan Bawean.
Baca juga:
KPK Kejar Keterangan Pegawai MIT Terkait Suap dan Gratifikasi Nurhadi
Saksi Ungkap Uang Suap Dibelikan Tas Hermes untuk Anak Nurhadi
Saksi Sebut Menantu Nurhadi Terima Miliaran Rupiah dari Hiendra Soenjoto
KPK Ingatkan Ancaman Pasal Menghalangi Penyidikan Buron Hiendra
KPK Juga Amankan Istri Buronan Hiendra Soenjoto, Tetapi Sudah Dipulangkan