Sambangi DPR, Rizieq Shihab jelaskan insiden bentrok FPI vs GMBI
Rizieq Shihab menyambangi Komplek DPR siang ini. Rizieq bersama rombongan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), mengadukan sejumlah persoalan terkait penegakan hukum dan upaya kriminalisasi terhadap para ulama.
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menyambangi Komplek DPR siang ini. Rizieq bersama rombongan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), mengadukan sejumlah persoalan terkait penegakan hukum dan upaya kriminalisasi terhadap para ulama.
Salah satu diadukan Rizieq, terkait pertikaian antara FPI dan ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) yang dibina Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan di Bandung, pekan lalu.
Peristiwa ini bermula saat ratusan umat Islam hadir dalam pemeriksaan Rizieq atas laporan dari putri Presiden Soekarno, Sukmawati, terkait dugaan penistaan terhadap pancasila. Kehadiran umat Islam itu untuk memberikan dukungan atas kasus menyeret Rizieq. Pemeriksaan berjalan lancar dan tertib.
"Panggilan saya penuhi dan kami jawab setiap pertanyaan. Proses pemeriksaan lancar. Artinya penyidik santun baik semua berjalan kooperatif. Pada saat itu banyak umat Islam dari beberapa kalangan bukan hanya FPI," kata Rizieq di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/1).
Rizieq mengaku dikejutkan dengan hadirnya massa dari GMBI. Dia heran, massa GMBI bisa bebas berkeliaran di dalam Mapolda Jawa Barat. Bahkan sebagian besar anggota GMBI kedapatan membawa balok kayu dan senjata tajam. Namun, polisi terkesan membiarkan sikap para anggota GMBI itu.
"Sejak pagi, di sana sudah hadir cukup banyak anggota LSM GMBI yang Kapolda Jabar sudah mengakui sebagai ketua pembinanya. Saya tidak paham maksud GMBI itu hadir di sekitar Polda Jabar bahkan masuk ke Polda Jabar. Berkeliaran di area Polda Jabar," jelasnya.
Anton sendiri mengaku tidak mengetahui masalah tersebut. Padahal, kata Rizieq, sebagai pembina, Anton memiliki kuasa untuk mengerahkan atau membubarkan massa GMBI.
"Lalu Kapolda Jabar selaku ketua pembina tidak tahu menahu dan apa yang mereka lakukan dan bawa saya pikir tidak bisa diterima. Kita organisasi kita tahu peran ketua pembina, ketua pembina bisa mengerahkan dan bisa membubarkan dan tidak dilakukan Kapolda Jabar," tegas dia.
Massa GMBI itu terlihat memprovokasi massa FPI dari belakang barikade polisi. Sebab, saat posisi kedua kubu dipisahkan pagar manusia dari polisi. Dia mengklaim massa pendukungnya tidak terpancing dengan provokasi.
"Sempat terjadi beberapa kali provokasi dari anggota GMBI terhadap umat Islam di depan Polda Jabar. Umat tidak meladeni tidak memprovokasi bukan ingin merusak tapi untuk menunjukkan solidaritas hadir ingin tahu perkembangan pemeriksaan saya," klaimnya.
Usai diperiksa, Rizieq mengaku diminta menyampaikan kepada pendukungnya bahwa pemeriksaan berjalan kooperatif. Sekaligus, mengajak umat Islam memadati Mapolda Jabar segera membubarkan diri.
"Saya ajak mereka pulang. Pulang dengan tertib, tenang, damai dan mereka sepakat. Kendaraan saya mulai bergerak sambil menggiring umat, Polda arah kiri umat berangsur-angsur pulang masing-masing. Ada yang langsung pintu tol kemudian pulang ke tujuan masing-masing," ujarnya.
Dia berpikir semuanya telah selesai, namun ternyata kericuhan terjadi. Saat, Rizieq bersama istri dan pendukungnya sedang makan siang di rumah makan Ampera sekitar Mapolda Jabar, massa GMBI rupanya melakukan sweeping. Selain melakukan sweeping, massa GMBI juga mengeroyok dan menghancurkan kendaraan para ulama dan santri.
"Setelah kami makan selesai, maka kami beranjak meninggalkan rumah makan, ternyata mereka men-sweeping. Ternyata, setelah satu dua menit kami meninggalkan lokasi, ada laskar yang dikeroyok. Tangannya patah dan kemarin baru di operasi," tutur Rizieq.
Saat rombongan Rizieq masuk tol untuk menuju ke Jakarta, informasi tentang sweeping dan penganiayaan ini masuk ke telepon genggamnya. Dia meminta agar FPI wilayah Bandung membantu menyelamatkan para ulama dan santri yang dianiaya. Banyak anggota FPI yang menjadi korban sweeping dan menyebabkan luka-luka.
"Begitu kami masuk tol arah Jakarta mendapatkan pesan, kami minta ke FPI Bandung segera kembali menyelamatkan saudara-saudara yang terluka untuk dibawa ke RS Islam," ungkapnya.
Dia menekankan sweeping yang dilakukan kelompok GMBI terjadi di depan mata polisi yang berjaga. Sayangnya, polisi melakukan pembiaran dan hingga saat ini tidak ada pelaku yang diperiksa atau ditahan.
"Kami ingin tekankan sweeping yang dilakukan itu fakta. Semua terjadi di depan mata anggota polisi sampai hari ini tidak ada pelaku yang diperiksa apalagi ditahan," pungkasnya.
-
Kapan polisi mendapatkan laporan demo buruh di Bekasi? Pada 14.31 Wib, polisi mendapat laporan massa buruh berdemontrasi di jalan arteri tepatnya sekitar exit tol Cikarang.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Bagaimana polisi mengurai kemacetan akibat demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lahir? Inilah salah satu potret Febryanti Mulyadi, wanita kelahiran 4 Februari 2004, saat tidak berdinas.
Baca juga:
Polri: Kapolda Jabar tak lakukan pembiaran konflik FPI vs GMBI
Polri minta FPI dan GMBI hentikan konflik
Rizieq tanggapi Kapolda Jabar: Yang tidak kooperatif siapa?
Kapolda Jabar: Rakyat bisa menilai, tiap ada ormas itu pasti rusuh
Politisi Gerindra tuding Kapolda Jabar minta massa GMBI imbangi FPI
Wiranto janji tindak tegas ormas yang menyalahi aturan hukum
Ceramah Rizieq sebut Kapolda Metro 'pangkat jenderal otak hansip'