SAS Institute: Natal 2022 Momentum Kukuhkan Kembali Persaudaraan
Sa'dullah mengatakan, semangat Natal kali ini sudah saatnya mempererat jalinan persaudaraan yang telah bertunas, mekar, dan tumbuh menjadi realitas dalam kehidupan Bangsa Indonesia selama berabad-abad.
Direktur Eksekutif Said Aqiel Siradj (SAS) Institute, Sa'dullah Affandy mengemukakan, perayaan Hari Raya Natal 2022 merupakan momentum untuk mengukuhkan kembali persaudaraan (Ukhuwah Wathaniyah) se-Tanah Air.
"Kewajiban kita semua sebagai warga negara untuk saling menghormati tradisi dan kepercayaan saudara sebangsa kita yang lain," katanya seperti dilansir dari Antara pada Minggu (25/12).
-
Kapan Natal dirayakan? Natal merupakan hari raya umat Kristiani yang diperingati setiap 25 Desember.
-
Apa arti warna hijau di Hari Natal? Hijau melambangkan kehidupan baru, pertumbuhan, keabadian, dan harapan.
-
Kapan doa Natal dibaca? Doa malam Natal menjadi wujud rasa syukur dan penghormatan umat Kristen kepada Tuhan atas karunia kelahiran-Nya sebagai Juru Selamat dunia.
-
Apa yang dirayakan dalam puisi Natal ini? Natal adalah saat untuk merayakan kasih sayang, saling berbagi, dan mengenang kelahiran Sang Penebus.
-
Kapan tepatnya Natal dirayakan? Hari Natal pada 25 Desember pertama kali diperingati pada 221 Masehi.
-
Dimana puisi Natal ini menggambarkan suasana Natal? Di gereja-gereja, lilin-lilin menyala Umat berdoa, bersyukur akan anugerah-Nya Di ruang keluarga, bau kue natal menyegarkan Keluarga bersatu, merayakan kemuliaan-Nya
Dia mengatakan, semangat Natal kali ini sudah saatnya mempererat jalinan persaudaraan yang telah bertunas, mekar, dan tumbuh menjadi realitas dalam kehidupan Bangsa Indonesia selama berabad-abad.
Jalinan persaudaraan yang terbangun, menurut Sa'dullah, secara konseptual dan teoritis menjadi realita kehidupan masyarakat Indonesia.
Saat ini, Sa'dullah menyebutkan kelompok mainstream dari setiap kelompok agama mengedepankan dialog untuk mengatasi perbedaan.
"Jikapun ada orang atau kelompok yang masih menggunakan kekerasan untuk menyerang kelompok atau agama lain, dapat dipastikan hanyalah oknum dari agama tersebut," ujarnya.
Dia menegaskan kekerasan yang terjadi terhadap salah satu kelompok agama, maka tidak mencerminkan agama mayoritas.
Dikatakan Sa'dullah, kitab suci Al Qur'an mewariskan kelembutan, kasih sayang, dan kerendahan hati terhadap seluruh umat manusia.
"Yang diajarkannya merupakan nilai universal, kebenaran dan kesetaraan sosial, cinta kasih, dan persaudaraan," tutupnya.
(mdk/fik)