Satgas: Penurunan Kasus Covid-19 Hasil Kerja Keras Seluruh Masyarakat
Dia mengambil contoh Australia. Pada 24 Mei 2021, kasus aktif Covid-19 di Negeri Kanguru itu hanya 0,26 persen. Namun, pada 9 September 2021, kasus aktifnya meningkat menjadi 30.000 orang.
Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan sejak puncak gelombang kedua pada Juli 2021. Pada 15 Juli lalu, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah sebanyak 56.757 orang, sementara hari ini hanya 3.263 orang.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan, penurunan kasus Covid-19 hasil kerja sama semua pihak, baik masyarakat dan pemerintah.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
"Penurunan kasus yang konsisten sejak puncak kasus 15 Juli 2021 lalu adalah hasil kerja keras seluruh elemen masyarakat dalam pengendalian kasus Covid-19," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Selasa (21/9).
Meski kasus telah menurun signifikan, Wiku memastikan, pemerintah tetap menjalankan protokol kesehatan 3M (menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan), 3T (testing, tracing, treatment) dan vaksinasi Covid-19.
"Ke depan juga memfokuskan upaya perawatan pasien di hilir agar dapat menekan angka kematian dan meningkatkan kesembuhan sebesar-besarnya," jelasnya.
Sebelumnya, Wiku mengatakan pandemi Covid-19 di Indonesia terkendali. Penilaian ini berdasarkan data perkembangan indikator penanganan Covid-19.
Wiku mencatat, pada pekan ini, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mengalami penurunan yang cukup drastis. Per 20 September 2021, kasus positif harian hanya 1.923 dengan kasus aktif menyentuh 1 persen.
"Kasus aktif telah menyentuh 1 persen selama 5 hari berturut-turut. Ini adalah pencapaian yang sangat baik dan buah kerja keras kita semua mengingat kita pernah mencapai 56.000 kasus dengan kasus aktif hingga 18 persen pada bulan Juli lalu," ujarnya.
Menurutnya kasus positif ternyata diikuti peningkatan pasien sembuh dari Covid-19. Wiku mengungkapkan, kesembuhan Covid-19 kini mencapai lebih dari 95 persen. Bahkan, pada 13 September 2021, pasien sembuh dari Covid-19 bertambah hampir lima kali lipat dari kasus positif harian.
Pada saat itu, kasus positif harian bertambah 2.577 orang, sedangkan pasien sembuh dari Covid-19 meningkat sebanyak 12.474 orang.
"Seiring dengan menurunnya kasus Covid-19 di Indonesia, pemerintah terus berkomitmen meningkatkan jumlah testing di Indonesia agar semakin banyak kasus yang dapat dideteksi," sambungnya.
Wiku menyebut, dalam sepekan terakhir, jumlah orang yang ditesting di Indonesia mencapai 1 juta. Ini menunjukkan, jumlah testing di Tanah Air meningkat dari data sebelumnya yang hanya berkisar 600.000 hingga 900.000 orang.
Meningkatnya kapasitas testing berdampak pada positivity rate Covid-19. Kini, positivity rate mingguan menyentuh angka 2,48 persen. Ini merupakan positivity rate mingguan terendah yang dimiliki Indonesia sepanjang pandemi Covid-19.
"Dengan segala perbaikan pada indikator penanganan Covid-19 di Indonesia, dapat dikatakan pandemi Covid-19 terkendali. Hal ini tentunya tidak akan tercapai apabila tidak terjalin kerja sama baik antara seluruh masyarakat dan unsur pemerintah dan tentunya terdapat peran besar tenaga kesehatan yang selalu bergerak cepat menangani pasien Covid-19," ujarnya.
Meski indikator penanganan Covid-19 di Indonesia membaik, Wiku mengingatkan semua pihak untuk tidak lengah, terutama dalam menerapkan protokol kesehatan. Berkaca pada sejumlah negara di dunia, lonjakan kasus Covid-19 bisa kembali terjadi.
Dia mengambil contoh Australia. Pada 24 Mei 2021, kasus aktif Covid-19 di Negeri Kanguru itu hanya 0,26 persen. Namun, pada 9 September 2021, kasus aktifnya meningkat menjadi 30.000 orang.
Hal serupa terjadi di Selandia Baru. Pada 1 Juni 2021, kasus aktif Covid-19 di Selandia Baru hanya berada di angka 0,6 persen. Sementara pada awal September 2021 menjadi 750 kasus aktif.
"Hal ini menandakan bahwa perbaikan kasus Covid-19 harus terus dipertahankan dengan disiplin menerapkan prokes, karena tidak ada jaminan bahwa keberhasilan penanganan Covid-19 saat ini akan bertahan seterusnya jika tidak diimbangi dengan upaya perbaikan yang konsisten dan terus menerus," tutup Wiku.
Baca juga:
Satgas Waspadai Gelombang Ketiga Covid-19 Saat Kegiatan Besar Masyarakat
Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Ahli Serukan Vaksin Jadi Wajib
Satgas: Pandemi Covid-19 di Indonesia Terkendali
Kasus Covid-19 Melandai, Kapolri Ingatkan Tetap Waspada dan Tidak Euforia
Wagub DKI Sebut Pelonggaran Syarat Masuk Mal Tanda Covid-19 di Jakarta Makin Turun
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Hari Ini Bertambah 3.263 Orang
AS Bakal Izinkan Masuk Pendatang yang Sudah Divaksin Penuh Pada Awal November